JAKARTA – Semangat re-focusing
keterpaduan dan sinergi menjadi “icon” penting pada perencanaan pembangunan
pertanian tahun 2013, kata Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan saat
membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional
Tahun 2012 di Jakarta pada hari Rabu (23/5/2012). “Selama ini ketidak-fokusan
dalam penetapan komoditas dan wilayah andalan serta ketidak-terpaduan program
dan kegiatan menjadi masalah yang paling mendasar pada suatu perencanaan dan
mendesak untuk diperbaiki,”
kata Wamentan. Untuk itu, Wamentan mengatakan
bahwa di jajaran Kementerian Pertanian telah dilakukan serangkaian upaya
untuk meningkatkan keterpaduan dan sinergi program dan kegiatan antar Eselon
I terkait perencanaan di tahun 2013. Menurutnya, program dan kegiatan yang
terangkum dalam satker-satker bukanlah refleksi kegiatan sub dinas di daerah,
bukan juga refleksi ego sub sektor/unit Eselon I di lapangan. “Upaya dan
semangat ini hendaknya didukung dan ditindaklanjuti di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, para Kepala Dinas agar benar-benar mengawal
upaya keterpaduan ini, sehingga rencana yang telah disusun dan disepakati
pada akhirnya dapat benar-benar diwujudkan di lapangan,” pintanya. Lebih
lanjut dikatakan Wamentan, pengalaman selama ini menunjukkan bahwa penyusunan
RKA-KL dan implementasinya merupakan titik lemah dalam operasionalisasi
kebijakan, sehingga antara kebijakan dan implementasi lapangan sering
berjalan tidak konsisten. Hal lain yang penting dalam rangka meningkatkan
kinerja pembangunan pertanian menurut Wamentan adalah konsentrasi dalam
mengalokasikan anggaran yang seharusnya diprioritaskan pada upaya-upaya
mengatasi permasalahan petani di lapangan guna mendukung sasaran nasional.
“Kita sering terjebak bahwa pengalokasian anggaran lebih bertumpu untuk
kepentingan birokrasi dan kurang memberikan bobot pada investasi dan
fasilitasi yang manfaatnya dirasakan oleh petani. Perencanaan yang kurang
efektif dan efisien ke depan harus menjadi perhatian kita,” ujarnya. Selain
itu menurut Wamentan, pola-pola pemerataan dengan pengalokasian anggaran di
kabupaten/kota yang tidak mempertimbangkan potensi suatu wilayah/kawasan juga
harus dihindari. Untuk itu, provinsi harus berani dan mampu menetapkan
kawasan-kawasan andalan yang diperhitungkan berdampak mengungkit pencapaian
sasaran di tingkat wilayah/regional melalui pola pengembangan kawasan yang
berskala ekonomi, efisien dan berdaya saing. “Diperlukan komunikasi
timbal-balik yang baik antara pusat dan daerah, antara pemerintah – petani
dan swasta. Perencanaan tidak hanya kita susun dalam menetapkan
kawasan-kawasan pengembangan oleh jajaran Pemerintah, tetapi juga harus
dilakukan rekonfirmasi kepada pelaku pembangunan, yaitu petani dan pelaku
usaha. Pada hakekatnya, pembangunan bukan dirancang oleh Pemerintah,
Pemerintah hanya pelaksana dan bukan hanya untuk Pemerintah saja, tetapi
pembangunan adalah untuk rakyat,” katanya.Sumber: Biro Umum dan Humas
sumber : www.deptan.go.id
http://www.deptan.go.id/news/detail.php?id=984&awal=0&page=&kunci=
|
|
0 Comments On "Re-focusing Perencanaan Pembangunan Pertanian 2013"
Posting Komentar