Pendidikan juga dipercayai sebagai fondasi kuat untuk menghasilkan penerus bangsa yang siap berdaya saing dan bergulat dalam dunia global guna merengkuh cita-cita dunia. Pernyataan tersebut sangat berbeda dengan implementasi pendidikan di Indonesia saat ini.
Jika berbicara masalah pendidikan, yang tergambar adalah sebuah sistem yang kaku yang memaksakan pembelajaran dengan diperumit administrasi yang berbelit-belit.
Zaman di mana lembaga pendidikan (sekolah) murah tampaknya memang sudah usai. Jika diusut lebih jauh, komersialisasi pendidikan ini bersinggungan erat dengan perubahan tatanan, serta pergeseran formasi kelas sosial yang meluluhlantahkan struktur dan sistem sosial. Termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan.
Upaya-upaya pemerintah unuk memperbaiki sistem pendidikan telah dilakukan, mulai dari pengembangan dan pembaharuan kurikulum tahun 1994, kurikulum berbasis kompotensi(KBK) hingga kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Akan tetapi, perbaikan sistem pendidikan belum bisa tertata, justru kebijakan pemerintah malah mempersulit dan membingungkan kegiatan pembelajaran.
Selain itu kepincangan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD, penolakan UU Badan Hukum Pendidikan bagi perguruan tinggi, masalah penyelenggaraan Ujian Nasional serta masih sangat kurangnya pemerataan pendidikan menjadi indikasi ketidakpastian jalannya pendidikan di Indonesia.
Dari sini timbul pernyataan bagaimana kelanjutan nasib pendidikan bangsa? Menyoroti masalah ini, sangat erat hubungannya tentang siapa penerus pendidikan bangsa?
Mahasiswa, Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang diyakini mampu bersaing dan mengharumkan nama bangsa, juga mampu menyatukan serta menyampaikan pikiran dan hati nurani untuk memajukan bangsa. Peran penting mahasiswa di dalam kehidupan ini telah memberikan asumsi sebagai sebuah agen of change agen perubahan sosial yang akan membawa Indonesia menuju ke ranah masa depan yang cerah. Sebagai agen perubahan, mahasiswa dituntut bersifat kritis.
Diperlukan implementasi yang nyata. Contoh konkret implementasi tersebut adalah perjuangan mahasiswa di tahun 1998 dalam mengumandangkan reformasi. Perubahan yang terjadi sebagai efek dari perjuangan mahasiswa masa itu sangatlah besar baik bagi kinerja pemerintahan, control kerja pemerintahan, kondisi perekonomian bangsa, sistem pendidikan yang diterapkan, serta hal-hal lain yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Harapan besar ditujukan pada para pemuda. Pemuda yang dimaksud adalah para mahasiswa. Dalam posisi ini, mahasiswa adalah aset yang sangat berharga. Harapan tinggi suatu bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa. Terutama dalam dunia pendidikan.
Nursodik
Mahasiswa Fakultas Syariah
Jurusan Ahwal Asyakhsiyah
IAIN Walisongo
Semarang, Jawa Tengah.
sumber :http://kampus.okezone.com/read/2012/05/07/95/625016/mahasiswa-generasi-harapan
0 Comments On "Mahasiswa, Generasi Harapan"
Posting Komentar