Senin, 20 Juni 2011 6/20/2011

LAYERING DAN MODIFIKASI ALAMIAHNYA


LAYERING DAN MODIFIKASI ALAMIAHNYA

Layering
Adalah suatu pengembangbiakan dengan cara penumbuhan akar dari cabang yang masih melekat pada batang induknya. Cabang-cabang yang telah berakar dipisahkan dari batang induknya dan menjadi individu baru.  Layering merupakan suatu cara alamiah dari tanaman tertentu untuk berkembangak biak. Misalnya tanaman cocor bebek.
Faktor  Yang Mempengaruhi Regenerasi Tanaman Secara Layering
Cabang tanaman yang tetap melekat pada batang induk selama proses pembentukan akar terus menerus mendapatkan air dan mineral melalui pembuluh xylem, sedangkan pembuluh floemnya dihilangkan dengan cara dikupas, disayat atau bagian tertentu dibengkokkan ke tanah, sehingga bagian dasar tanaman yang dilayering akan terdapat tumpukan karbohidrat yang sangat banyak.
Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akar pada cabang yang dilayering:
1)      Stress tanaman
Stress pada tanaman yang dilayering dapat diperkecil, karena bagian tanaman yang dilayering masih mendapatkan suplai makanan dari batang induknya dan gugur daun juga dapat terhindar.
2)      Perlakuan terhadap batang
Pembentukan akar pada batang dapat dilakukan dengan cara mengganggu pengangkutan bahan makanan ke bawah yang berupa karbohidrat, auksin dan ZPT lainnya. Bahan-bahan tersebut akan terkumpul di daerah yang disayat sehingga akan muncul akar di daerah tersebut.
3)      Pengurangan cahaya
Peniadaan cahaya pada bagian batang dimana akar akan terbentuk adalah suatu metode yang umum pada system layering. Harus dibedakan antara sungkup dengan etiolasi. Akar dapat terbentuk jika cabang ditutup/disungkup dan dilukai floemnya.
4)      Kondisi fisiologi
Pembentukan dan perkembangan akar pada proses layering boleh jadi disebabkan oleh kondisi fisiologis pada akar dan batang yang berhubungan dengan periode pertumbuhan setiap tahunnya. Untuk sebagian besar layering, waktu pembentukan akar berhubungan erat dengan berpindahnya karbohidrat dan ZPT lainnya ke arah akar pada setiap fase lingkaran pertumbuhan.
5)      Pemudaan
Pemotongan tunas bawah pada teknik layering dapat memudakan kembali batang bawah yang sudah tua.
Cara pembentukan akar  pada kultur jaringan juga dapat diterapkan pada teknik layering. Misalnya dengan memberikan zat yang merangsang pertumbuhan akar seperti IBA pada bagian tanaman yang akan dilayering.
Ada 4 prinsip utama penggunaan layering:
1.      Untuk mengembangbiakkan tanaman yang secara alamiah memang menggunakan layering sebagai cara memperbanyak diri. Contoh : cocor bebek, strawberry, kaktus, sere, pisang.
2.      Untuk mengembangbiakkan tanaman secara klon, karena dengan cara stek, akar tidak mudah tumbuh. Contoh : tanaman karet, rambutan, mangga.
3.      Untuk memperbanyak tanaman yang memiliki ukuran yang besar. Contoh : mangga dapat diperbanyak dengan mencangkok.
4.      Mudah dilaksanakan dan menggunakan persyaratan yang minimum.
Macam-macam layering:
1.      Layering pucuk atau merunduk pucuk (tip layering)
Metoda ini digunakan pada perbanyakan tanaman blackberry dan strawberry secara alamiah. Tanaman jenis ini memiliki dua fase pertumbuhan. Pada tahun pertama difokuskan pada pertumbuhan vegetative dan tahun kedua difokuskan pada pertumbuhan generative. Pada persemaian, batang induk dipisahkan dengan tanah sehingga tumbuh akar pada bagian yang tertimbun, setelah 4 bulan dapat dipisahkan dari induknya.
2.      Layering sederhana (simple layering)
Cabang yang dipilih adalah yang mudah dibengkokkan dan sudah menampakkan adanya calon-calon tunas.
3.      Layering compound (majemuk layering)
Metoda yang digunakan hamper sama dengan layering sederhana, hanya saja cabang yang tertimbun hamper seluruh bagian, sehingga diharapkan akan tumbuh tunas pada setiap bagian yang tertimbun tersebut. Metoda ini digunakan pada tanaman yang memiliki cabang yang panjang dan lentur, seperti tanaman anggur.
4.      Air layering (mencangkok)
Mencangkok banyak dilakukan pada tanaman sub tropis maupun tanaman tropis. Langkah-langkah mencangkok:
a.       Membersihkan bagian kulit batang beserta cambium sepanjang 18-25 cm.
b.      Biarkan hasil pelukaan tersebut selama 1 hari.
c.       Bungkus bagian yang telah dilukai dengan sabut atau plastic yang telah diberi media gambut, tanah atau humus dan juga zat perangsang tumbuh seperti IBA.
d.      Akar akan tumbuh 2-3 bulan setelah pencangkokkan.
5.      Layering secara menimbun atau membumbun
Berbeda dengan metoda yang telah disebutkan diatas, pada metoda ini tidak ada bagian tanaman yang dibengkokkan. Layering system ini biasa dilakukan pada tanaman apel dan pear. Bedengan dibuat dengan menanam pohon induk yang sehat dan berdiameter 8-10 mm. langkah-langkah kerja:
a.       Tanaman induk ditanam pada bedengan yang telah dibuat parit.
b.      Tanaman tumbuh dengan subur.
c.       Bagian atas tanaman dipotong 2,5 cm di atas permukaan tanah.
d.      Saat baru bertunas, tingginya ±8-13 cm, langsung dibumbun dengan tanah atau serbuk gergaji hingga setengah bagian dari tunas. Tanah ini terus menerus ditambahkan secara interval hingga tinggi tanaman mencapai 16-20 cm.
e.       Pada umur 4 bulan tanaman-tanaman tersebut sudah bisa dipisahkan dari induknya.
6.      Layering membentuk parit
Adalah menumbuhkan cabang atau batang pada bedengan yang berbentuk parit dimana cabang dan batang dibengkokkan hingga rata dengan tanah dan diisi dengan media tumbuh disekitarnya hingga akan tumbuh tunas dan akar.


Langkah-langkah kerja:
a.       Siapkan batang induk yang umurnya ± 1 tahun, kemudian ditanama dalam barisan dengan kemiringan 30-45°.
b.      Sebelum pertumbuhan tanaman dimulai, tanaman dibengkokkan hingga rata dengan tanah dengan kedalaman parit ± 5 cm.
Pucuk-pucuk dipotong dan ranting yang lemah dibuang, agar tanaman benar-benar rata dengan tanah diberi patok-patok kayu dan diikat dengan kawat.
c.       Media untuk perakaran seperti tanah, gambut, atau serbuk gergaji ditambahkan secara vertical untuk menciptakan etiolasi. Ketebalannya sekitar 5-7,5 cm dengan ketebalan akhir kira-kira 15-19 cm.
d.      Setelah berumur 4 bulan tunas dapat dipisahkan dari pohon induknya.

Modifikasi tanaman sebagai hasil layering secara alamiah
Beberapa tanaman memodifikasi pertumbuhan vegetatifnya atau metoda pertumbuhannya yang pada akhirnya memperrbanyak diri secara vegetative. Beberapa nama berikut dapat dianggap sebagai layering secara alamiah yang digunakan untuk perbanyakan diri oleh tanaman tertentu:
1.      Runners
Yaitu batang khusus yang berkembang dari tangkai daun yang terdapat pada ujung tanaman, tumbuh secara horizontal dan memebentuk tanaman baru pada setiap bukunya. Contoh : strawberry, jenis anggrek tertentu seperti spesies dendrobium, pakisboston.
2.      Stolon
Adalah tanaman yang berkembang dari batang yang telah mengalami modifikasi dan tumbuh secara horizontal di atas permukaan tanah. Stolon berasal dari batang atau cabang yang merunduk atau merayap di atas tanah. Tanaman jenis stolon ini terdapatt pada jenis tanaman berkayu yaitu cornus stotonifera. Sedangkan bagian tanaman yang membentuk stolon di dalam tanah yang berperan dalam proses perumbian, contoh tanaman kentang.
3.      Offsets
Adalah tanaman yang berkembang dari tunas lateral atau cabang yang berasal dari dasar batang utama. Contoh : tanaman nenas, kurma, pisang.
4.      Suckers
Adalah pucuk yang muncul pada tanaman yang terdapat di dalam tanah. Contoh: raspberry merah.
5.      Pembagian crown
Crown adalah bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah yang merupakan tempat berkembangnya tunas-tunas baru. Contoh: lidah mertua(sansvera), bunga krisan, tulip, lily.

Istilah-istilah dalam penyambungan dan penempelan:
1.      Penyambungan
Adalah seni menggabungkan dua potong dari jaringan tanaman yang masih hidup sehingga menyambung dan menghasilkan individu tanaman yang baru.
2.      Penempelan
Sama dengan menyambung, hanya batang atasnya merupakan potongan kecil yang terdapat mata tunas.
3.      Batang atas (scion)
Adalah potongan kulit kayu atau kayu yang terdapat mata-mata tunas yang dorman dan ketika menyatu dengan batang bawah (stock) akan tumbuh batang atau cabang atau kedu-duanya.
4.      Batang bawah
Adalah bagian bawah dari tanaman yang disambung yang merupakan tempat akar berkembang. Batang bawah dapat berupa hasil semacam perbanyakan dari stek akar atau dan tanaman yang berasal dari layering.
5.      Jaringan cambium
Adalah jaringan tipis yang terdapat diantara pembuliuh tapis (floem) dan pembuluh kayu (xylem). Sel dari cambium merupakan jaringan meristematik yaitu sel yang mempunyai kemampuan untuk membelah dan membentuk sel-sel yang baru. Untuk keberhasilan penempelan atau penyambungan maka yang terpenting adalah cambium dari batang bawah dan batang atas harus benar-benar menyatu.


6.      Kalus
Adalah istilah yang digunakan pada massa sel dari sel parenkim yang berkembang disekitar jaringan tanaman yang terluka atau mengalami gangguan. Kalus muncul diantara celah batang bawah dengan batang atas. Keberadaan kalus ini merupakan proses dari pemilihan luka ditempat penyambungan atau penempelan yang merupakan indikasi dari keberhasilan penyambungan atau penempelan.


0 Comments On "LAYERING DAN MODIFIKASI ALAMIAHNYA"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

BERITA TERKINI

« »
« »
« »

GALERY AGROTEKNOLOGI

Cari Blog Ini

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia

ANDA PENGUNJUNG KE

Diberdayakan oleh Blogger.
Blogger Templates

Translate

close

Entri Populer

SALAM AGROTEKNOLOGI

SALAM AGROTEKNOLOGI

Cuaca Hari ini

free counters

HASIL PERTANIAN

HASIL PERTANIAN

Pengikut

About Me