LAPORAN PRATIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
LOGO UNSYIAH
OLEH:LUKMAN HAKIM
0805101050131
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Didaerah Nanggroe Aceh Darussalam, jagung manis sedang giat-giatnya dikembangkan oleh masyarakat. Dalam pengembangannya, kendala utama yang dihadapi adalah pengetahuan yang masih kurang dalam hal teknik budidaya.
Lahan yang cocok untuk bertanam jagung biasa tentu juga cocok untuk jagung manis. Jagung manis dapat tumbuh pada ketinggian 0-2200 meter diatas permukaan laut. Nilai pH tanah yang dikehendaki pada budidaya jagung manis 5,5-7.
Salah satu tindak agronomis yang harus diperhatikan dalam budidaya jagung manis adalah pengaturan jarak tanam, untuk menjaga agar produksi tetap tinggi. Jarak tanam ini akan mempengaruhi populasi tanaman dan efisiensi penggunaan cahaya, juga mempengaruhi konmpetisi antar tanaman dalam menggunakan air, udara, zat hara dan ruang tumbuh. Indikator-indikator fisiologis tanaman menunjukkan bahwa pemupukan berat dan populasi tanaman yang lebih besar akan memperbesar efisiensi penggunaan pupuk, karena tercapainya efisiensi penggunaan cahaya.
Pengaturan jarak tanam sangat tergantung varietas. Varietas berumur dalam ditanam dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm sehingga mencapai 50.000 tanaman per hektar. Varietas yang berumur sedang cukup berjarak tanam 75 cm x 40 cm, dan genjah 50 cm x 20 cm.
Persaingan antara tanaman sejenis (intra spesies) lebih ketat daripada persaingan antar tanaman jenis lain. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan akan sumberdaya relatif sama dalam jumlah maupun jenis sumberdayanya. Oleh karenanya pengaturan jarak tanam menjadi penting.
1.2. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan memahami bagaimana jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis, dan merekomendasi jarak tanam yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi jaguung manis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung merupakan bahan pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras di Indonesia. Secara ekonomi, tanaman ini berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini karena selain sebagai bahan pangan, jagung juga dapat dijadikan bahan baku industri dan makanan ternak. Sebagai sumber karbohidat, tanaman jagung dapat dijadikan penyangga bagi kebijaksanaan swamsembada pangan melalui diversifikasi bahan pangan (Effendi, 1984).
Salah satu hambatan dalam meningkatkan hasil jagung adalah keberadaan gulma. Persaingan gulma dengan tanaman budidaya mengakibatkan pertumbuhan dan hasil tanaman mengalami penurunan. Persaingan gulma dengan tanaman terutama dalam hal cahaya, air, nutrisi, CO2 dan ruang tumbuh (Satroutomo, 1990; Moenandir, 1993). Gangguan oleh adanya persaingan gulma pada tanaman budidaya dapat terjadi sejak awal pertumbuhannya. Gulma dapat bersaing dengan tanaman secara efektif selama 1/3 – 1/4 dari siklus hidupnya (Tjitrosoedirdjo., 1994).
Gulma – gulma yang dibiarkan tumbuh di pertanaman jagung tanpa disiangi dapat menurunkan hasil sekitar 16 – 82 %, variasi angka ini sangat tergantung pada cara pengendalian gulma yang diterapkan. Gulma Cynodon dactylon L, Cyperus rotundus L, Imperata cylindrical L, Paspalum paspaloides Berg, Borreria alata dan Galinsoga parviflora merupakan jenis gulma yang terdapat pada tanaman jagung. Bahkan tiga diantaranya tergolong gulma serius yaitu Cynodon dactylon L, Cyperus rotundus L dan Paspalum paspaloides Berg (Moenandir, 1988).
Persaingan gulma dengan tanaman jagung dapat diketahui melalui pendekatan analisis pertumbuhan. Pada kondisi lapangan persaingan biasanya dimulai terjadinya tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan kemudian semakin tinggi dengan pertambahan ukuran tanaman dan umur. Perkembangan analisis pertumbuhan dapat memberikan informasi yang jelas persaingan tanaman dalam proses pertumbuhan dan hasil tanaman. Beberapa parameter karakteristik tumbuh yang merupakan dasar analisis pertumbuhan tanaman adalah tinggi tanaman, berat kering tanaman, fenologi tanaman, indeks luas daun dan laju tumbuh tanaman (Sastrautomo, 1990).
Pengendalian gulma sudah merupakan suatu keharusan pada tanaman jagung, baik pada tanah yang baru buka maupun pada tanah – tanah yang sudah lama diusahakan, hal ini disebabkan gulma yang tumbuh cepat menyesuaikan diri dengan teknologi bercocok tanam yang digunakan (Bangun, 1988). Sistem olah tanah dan pengaturan jarak tanam merupakan pengendalian yang cukup efektif dalam mengendalikan gulma annual, biannual maupun perennial (Sukma & Yakup, 2002 ).
Pada pokoknya mudah dan sukarnya pengolahan tanah tergantung dari dua sifat tanah ,ialah : daya pengikat(partikel-partikel yang saling mengikat) dan daya lekat(mudah melekat pada benda lain ). Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan menggunakan suatu alat pertanian pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Dengan seluruh proses pengolahan tanah akan menghasilkan : - meningkatkan sifat-sifat fisik tanah , - pertumbuhan tanaman menjadi baik, dan mempermudah penggunaan pupuk dan obat-obatan didalam tanah, bila perlu (AAK,1985)
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanama. Pengolahan tanah masih dianggap suatu kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap akan bertanam tampa mempunyai dasar yang jelas dan tidak selalu meningkatkan produksi. Dengan pengolahan, tanah menjadi lebih gembur, tetapi sifatnya sementara.
Dalam keadaan struktur dan porositas tanah masih baik pengolahan tanah sebaiknya dipertmbangkan sebagai berikut :
- Pengolahan dilakukan secara terbatas pada perbaikan larikan-larikan tanah saja demi dapatnya dilakukan pertanaman yang baik dan teratur.
- Pengolahan tanah yang biasa dikaitkan dengan maksud menghilangkan gulma-gulma atau rumput-rumputan pengganggu sebaiknya dilakukan dengan pencabutan saja, sebab dengan dilakukannya pengolahan kembali dalam rangka penghilangan gulma itu tanah akan menjadi gembur lagi, sehingga demikian membantu terjadinya erosi apabila curahan butir-butir air hujan menimpanya(Kartasapoetra,1985)
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah . Pada umumnya persiapan tanah untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan tanah, sebaiknya tanah jangan terlampau basah, tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuatkan saluran Drainase(Supropto,2002).
III. METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Timbangan
- Cangkul
- Meteran
- Garu
- Ajir bambu
- Tali rafia
- Papan nama
- Gembor
- Timba
- Handsprayer
- dan sebagainya
3.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Benih: yaitu benih jagung manis
- Bahan-bahan kimia, yaitu:
* Pupuk Urea
* TSP
* KCL
* Furadan/ Carbofuran
* Insektisida monocrotofos 15 WSC (Azordin)
* Fungisida Dithane M-45
- Bahan / pupuk organic, yaitu:
* Pupuk kandang
2.3 Teknis Kegiatan
1. Pengolahan Tanah
Tanah diolah sempurna dengan menggunakan cangkul, kemudian dengan garu tanah dihaluskan ukuran butirannya dan dibuat bedengan dengan ukuran 3m x 5m, dengan kedalaman >20cm dan jarak antar bedeng 0,5m. Pada saat olah tanah ditambahkan pupuk kandang/ kompos sebanyak 30 kg/ bedeng. Pupuk ditambahkan seminggu sebelum penanaman dilakukan.
2. Perlakuan Jarak Tanam
Setelah bedengan diolah, diatur jarak tanam (JT) sesuai dengan perlakuan. Adapun jarak tanam yang diicoba terdiri atas 3 macam, yaitu:
- Jarak Tanam 1 (JT1) = 80 cm x 40 cm
- Jarak Tanam 2 (JT2) = 85 cm x 50 cm
- Jarak Tanam 3 (JT3) = 80 cm x 75 cm
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan bantuan ajir bambu dan tali rafia dengan kedalaman tanam benih 3-4 cm dari permukaan tanah. Jarak terpinggir adalah setengah jarak tanam. Bedeng yang telah ditugal diisi (ditanam) 2 butir benih jagung.
4. Pemupukan
- Pupuk nitrogen yang biasanya digunakan untuk pertanaman jagung manis adalah 200 kg/ha atau setara dengan 435 kg pupuk urea, dan diberikan 2 tahap (1/3 saat tanam, dan 2/3nya pada saat tanaman berumur 4-5 minggu setelah tanam).
- Pupuk P2O5 dengan dosis 150 kg/ha atau setara dengan 335 kg TSP, dan diberikan semuanya pada saat tanam.
- Pupuk kalium dengan dosis 150 kg/ha atau setara dengan 250 kg KCl, dan diberikan pada saat tanam.
Pupuk diberikan dengan cara larikan sepanjang barisan tanaman dengan dalam 10 cm.
5. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman adalah menanam benih baru pada lubang tanam yang benih awalnya tidak tumbuh/ tumbuh tidak normal setelah waktu yang ditentukan tercapai. Ini adalah suatu tindakan untuk mempertahankan banyaknya populasi tanaman yang mungkin akan tumbuh.
Penyulaman dilakukan bila jumlah benih yang tidak tumbuh/ tumbuh abnormal tidak lebih dari 25% dari total jumlah benih yang ditanam, bila lebih dari 25% maka dilakukan penanaman kembali seluruhnya.
b. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan untuk membatasi terjadinya kompetisi antara tanaman dengan gulma, sedangkan pembumbunan adalah menaikkan tanah disekitar tanaman dilakukan untuk memperkokoh tegaknya batang sekaligus untuk mempertahankan kegemburan tanah.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak pengolahan tanah, melalui berbagai tindakan kultur teknis. Selain itu dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida sesuai yang dianjurkan pada kemasannya. Sungguhpun demikian, tindakan pencegahan perlu dilakukan dengan Furadan/Curater yang diaplikasikan saat penanaman dengan dimasukkan ke dalam lubang tanam, dan pada pucuk tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu.
d. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari untuk menggantikan air yang hilang dari permukaaan tanah akibat evapotranspirasi dan perkolasi. Pada saat penanaman dan menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan akan lebih banyak untuk segala metabolisme tanaman yang berkaitan dengan perkecambahan benih, pembungaan, dan pembuahan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Pengaruh tingkat pengolahan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 32 33,3 41 106,3 35,43
4 mst 96 95 125 258 86
6 mst 171 151,3 191,3 513,6 171,2
8 mst 170 152 194 516 172
Jumlah Daun 2 mst 6 6 7 19 6
4 mst 10 9 9 28 9
6 mst 12 12 12 36 12
8 mst 11 10 7 28 9
Diameter Pangkal Batang 30 hst 1,8 1,7 2,8 6,3 2,1
60 hst 2,6 2,1 2,4 7,1 2,4
Luas Daun 60 hst 59,15 2,1 66,9 71,6 23,9
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 10 10 10 30 10
> Olah Tanah Minimum
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 31,3 30,67 40 101,97 33,99
4 mst 104 112 115 263 88
6 mst 150,3 171,3 186 510,6 170,2
8 mst 144 177 197 518 172,7
Jumlah Daun 2 mst 6 5 6 17 6
4 mst 11 11 8 30 10
6 mst 12 12 13 37 12
8 mst 10 11 10 31 10
Diameter Pangkal Batang 30 hst 1,73 2 2,6 6,33 2,11
60 hst 2,2 2.3 2,8 7,3 2,4
Luas Daun 60 hst 5070,6 47,35 60,6 5178,55 1726,18
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 9 8 14 31 10
>Olah Tanah Sempurna
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 34 35 44 113 37,67
4 mst 114 112 130 356 118,6
6 mst 154 6,6 194 364,6 121,5
8 mst 150,3 170 198 518,3 172,8
Jumlah Daun 2 mst 6 6 7 19 6
4 mst 11 11 9 31 10
6 mst 12 11 11 34 11
8 mst 10 10 12 32 11
Diameter Pangkal Batang 30 hst 2,43 2,4 2,8 7,63 2,54
60 hst 2,1 1,8 49,3 53,2 17,7
Luas Daun 60 hst 619,4 14 20 6231,4 2077,13
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 7 13 20 63 14
Data hasil analisis usaha tani:
Topik Perlakuan Pendapatan Keuntungan ROI B/C
Tingkat Olah Tanah TOT Rp 15.000 Rp 8.000 2,14 1,14
OTM Rp 15.000 Rp 8.000 2,14 1,14
OTS Rp 21.000 Rp14.000 3 2
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil Analisis Usaha dapat dibahas bahwa:
Pengolahan tanah pada jenis tanah tertentu dapat meningkatkan hasil jagung manis. Peningkatan hasil tersebut kadangkala disebabkan karena terjadiny penambahan bobot (ukuran biji jagung tersebut). Adapun pengaruh tingakat olah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis TOT dan OTM menunjukkan rata-rata sama, hal ini terlihat pada pendapatan, keuntungan, ROI dan B/C. Perbedaan hasil yang tidak begitu nyata ini disebabkan karena dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang terdapat dalam tanah tersebut dan kurang konsistensinya dalam penyiraman setiap hari.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa olah tanah sempurna memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tampa olah tanah dan olah tanah minimum, hal ini disebabkan karena dengan olah tanh yang sempurna, akan meningkatkan sifat-sifat fisik tanah, tanah menjadi lebih gemburdan porositas(KTK)nya menjadi baik, sehingga kebutuhan hidup tanaman yang berasal dari tanah dapat dipenuhi dengan baik, karea sebagian besar kebutuhan hidup tanaman itu diambil dari tanah. Dengan terpenuhinya kebutuhan hidupnya, maka tanaman tumbuh dengan baik dan memberikan hasil dan keuntungan yang optimal , hal ini juga mempengaruhi ROL dan B/C. ROI dan B/C pada olah tanah minimum dan tampa olah tanah.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Jarak tanam mempengaruhipopulasi tanaman dan koofesien penggunaan cahaya, dan juga mempengaruhi kompotisi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara, dengan demikian akan mempengaruhi hasil. Dengan pemupukan berat,rupanya populasi yang lebih besar akan mendatangkan koofesien penggunaan pupuk, karena tercapainya keefesienan penggunaan cahaya.
Distribusi tanam, yaitu pengaturan letak tanam pada sebidang tanah, mempengaruhi keefesien penggunaan cahaya pada umumnya jarak tanam sama(equidistant plant spacing) lebih efesien daripada jarak tanam yang lain, karena awal titik kompetisi tertunda terjadinya(Harjadi,1979).
Pada saat penanaman, tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak antara tanaman diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah.Beberapa varietas mempunyai populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha (Suprapto,2005)
Kerapatan tanaman sangat penting diketahui untuk menentukan sarana agronomi, yaitu diketahui jarak tanam dimana mulai terjadi pendataran garis grafik dari produksi bahan kering tanaman, bahkan terjadi persaingan yang sangat ketat yang berakibat adanya penurunan produksi. Selain unsure tanaman sendiri yang berpengaruh terhadap kerapatan tanaman, factor tingkat kesuburan tanah, kelembaban tanah juga akan menimbulkan saingan apabila kerapatan tanaman mungkin besar (Jumin,2005)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
B. Pengaruh besarnya populasi tanaman terhadap tumbuhan dan hasil jagung manis.
> 80 cm x 40 cm, 1 tanaman perlubang tanam
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 39,16 37,6 31 107,76 35,92
4 mst 120,6 105,66 105 331,26 110,42
6 mst 184,66 181,33 175 540,99 180,33
8 mst 184 174,3 188,3 546,6 182,2
Jumlah Daun 2 mst 5 5 6 16 5
4 mst 13 8 13 34 11
6 mst 11 10 12 33 11
8 mst 8 10 14 32 11
Diameter Pangkal Batang 30 hst 2,95 2,75 2,93 8,63 2,88
60 hst 2,9 3,56 21,11 57,6 9,2
Luas Daun 60 hst 5168,4 16394 5345 26907,4 969,1
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 40 43 42 125 42
> 75 cm x 60 cm, dua tanaman per lubang tanam
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 38,68 30,6 26,1 95,37 31,79
4 mst 106,5 83,5 90,6 280,6 93,53
6 mst 177,6 167 165,3 509.96 169,99
8 mst 188,83 188,3 203,3 580,43 193,5
Jumlah Daun 2 mst 5 11 6 22 7
4 mst 10 9 18 37 12
6 mst 12 11 23 46 15
8 mst 10 9 21 40 13
Diameter Pangkal Batang 30 hst 2,52 3,66 9,24 3,08
60 hst 2,515 3,66 9,3 3,1
Luas Daun 60 hst 15512,4 48,2 58900,54 19633,51
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 27 27 31 85 28
> 50 cm x 45 cm, 1 tanaman per lubang tanam
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 33,83 35,3 36,3 105,43 35,14
4 mst 117,6 84,3 102,4 304,3 101,43
6 mst 192,66 180,66 174,7 548,02 182,67
8 mst 213 199,3 217,7 630 210
Jumlah Daun 2 mst 5 6 6 17 6
4 mst 10 14 15 39 13
6 mst 12 12 13 37 12
8 mst 11 9 12 32 11
Diameter Pangkal Batang 30 hst 4,1 2,69 11,02 3,67
60 hst 3,24 24,14 30,68 10,22
Luas Daun 60 hst 169,65 5163 12702,13 4234,04
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 30 36 46 112 37
Data hasil analisis usaha tani:
Populasi Tanaman 75 x 30 = 1 Rp 63.000 Rp 56.000 9 8
75 x 60 = 2 Rp 42.000 Rp 35.000 6 5
50 x 45 = 1 Rp 55.500 Rp 48.500 7,92 6,92
4. 2. Pembahasan
Pengaruh besarnya populasi tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis dengan jarak tanaman 75 cm x 30 cm dengan satu tanaman per lubang menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan jarak tanam 75 cm x 60 cm dengan dua tanaman per lubang dan jarak tanam 50cm x 45cm dengan satu tanaman per lubang yang akan berpengaruh pada pendapatan, keuntungan, ROI dan B/C. Sebagaimana yang terlihat pada tabel populasi tanamn dengan jarak tanam 75cm x 30cm dengan satu tanaman per lubang menunjukkan produktivitas yang tinggi, hal ini disebabkan karena kefesienan dalam penggunaan cahaya dan tidak terjadi kompetisi dengan tanaman dalam menggunaan air dan zat hara, sedangkan penanaman dengan jarak tanam 75 cm x 60 cm dengan 2 tanaman per lubang dan jarak tanam 50 cm x 45 cm dengan satu tanaman per lubang, hal ini disebabkan karena tanaman dengan dua tanaman per lubang terjadi kompetisi dalam penggunaan zat hara dan air, memiliki hasil yang sedikit di bawah dibandingkan dengan jarak tanam 75 cm x 60 cm dan 50 cm x 45 cm. Jarak tanam 50 cm x 45 cm memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan 75 cm x 60 cm, hal ini disebabkan karena tidak terjadi kompetisi dalam memperoleh unsur hara dan air, akan tetapi terjadi kompetisi dalam memperoleh cahaya matahari.
V. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa jarak tanam sangat berpengaruh terhadap komponen hasil jarak tanam yang semakin rapat mengakibatkan berkurangnya jumlah tunas perumputan, bertambahnya serangan hama penyakit dan bertambahnya gabah yang hampa, jarak tanam 75x30 menghasilkan pendapatan dan keuntungan serta ROI dan B/C yang lebih besar dibandingkan jarak tanam yang 75x60=11 dan 50x45=1 . jarak tanam yang terlalu rapat mengakibatkan persaingan yang ketat yang berakibat adanya penurunan produksi.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Dengan bertambahnya penduduk,usaha-usaha untuk menaikkan hasil pertanian dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
- Pengolahan tanah yang baik.
- Penggunaan bibit tanaman yang unggul dan jenis-jenis tanaman yang tinggi gizinya.
- Pemeliharaan tanaman, dalam hal ini termasuk pemberantasan hama dan penykit tanaman .
- Pemupukan dengan pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk buatan(anorganik)
- Perlakuan atau pengolahan pada pasca panen yang baik sehingga kehilangan dan kerusakan hasil dapat diperkecil.
Dalam pelaksanaan intentifikasi dengan pasca usaha lengkap diusahakan agar petani dapat menggunakan pupuk secara optimal baik secara teknis maupun ekonomis (Sutejo,1987).
Kompos, pupuk kandang,night soil dan pupuk hijau disebut dengan pupuk organic. Pupuk urea dari segi senyawa tergolong pupuk organic, sedangkan ZA,ZK,DS,dan TS disebut pupuk organic. Pupuk yang mengandung unsure N,P,K disebut dengan pupuk lengkap.Unsure nitrogen dinyatakan sebagai unsurenitrogen,fosfor dinyatakan sebagai P¬2O¬¬5 dan kalium dinyatakan sebagai K¬¬¬¬¬¬¬¬¬2 (Jumin,2005). Keberhasilan pemupukan sayur ditentukan oleh carapemberiannya. selain itu, pemupukan yang benar juga ditentukan oleh jenis pupuk yang harus sesuai dengan jenis tanaman dan waktu pemberiannya. Berdasarkan teknik aplikasinya pupuk untuk akar dapat diberikan dengan ditaburkan atau dibenamkan. Khusus untuk tanaman sayuran, cara pemberian pupuk dengan dibenamkan ini ada tiga cara, yaitu dalam larikan/lajur diantara tanaman, melingkar sekeliling tanaman dan ditugal atau dalam lubang tanam atau disekitar tanaman( Prihmantoro,2005).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
C. Pengaruh cara pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.
> Sebar di permukaan bedeng yang telah digemburkan
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 42,6 39 35 116 38,67
4 mst 126,3 112,33 107,33 345,96 115,32
6 mst 158,66 155 168 481,66 160,55
8 mst 201,3 6 5,67 18,37 6,1
Jumlah Daun 2 mst 7 7 6 20 7
4 mst 11 11 10 32 11
6 mst 14 12 13 39 13
8 mst 11 10 10 31 10
Diameter Pangkal Batang 30 hst 2,1 2,27 2,03 6,4 2,13
60 hst 2,3 2,6 2,38 7,8 2,4
Luas Daun 60 hst 5580 6690,3 5345,3 17615,6 5871,86
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 50 50 28 128 43
> Tugal di kanan kiri tanaman
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 35 43,5 41 119,5 39,83
4 mst 113,3 113,3 109,13 335,73 111,91
6 mst 171,66 160,4 167,33 499,39 166,46
8 mst 195,3 179 196,3 570,6 190,2
Jumlah Daun 2 mst 7 7 6 20 7
4 mst 10 10 10 30 3
6 mst 13 13 10 36 12
8 mst 11 9 10 30 10
Diameter Pangkal Batang 30 hst 2,2 2.11 1,67 5,98 1,99
60 hst 2,43 2,3 2,1 6,83 2,27
Luas Daun 60 hst 6751,8 6690,3 5605,8 19047,9 6349,3
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 42 50 129 129 43
> Alur sepanjang barisan tanaman
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman35 2 mst 39,3 42,16 36 117,46 39,15
4 mst 101,7 115,33 107,37 324,4 108,13
6 mst 181,66 168,5 159,66 506,82 168,94
8 mst 176,3 205 183,3 564,63 188,21
Jumlah Daun 2 mst 7 7 6 20 7
4 mst 10 12 9 31 10
6 mst 14 12 12 38 13
8 mst 9 11 10 31 10
Diameter Pangkal Batang 30 hst 2,2 2,5 1,3 6 2
60 hst 2,2 2,4 2,4 7 2,33
Luas Daun 60 hst 6417 6690,3 5263,09 18370,3 6123,46
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 51 52 35 138 46
Data hasil analisis usaha tani:
Cara Pemupukan Sebar Rp 64.500 Rp 57.500 9,2 8,2
Alur Rp 69.000 Rp 62.000 9,85 8,85
Tugal Rp 64.500 Rp 57.500 9,21 8,21
4.2 Pembahasan
Selama pertumbuhan, tanamn jagung di lapangan (kebun) membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan, selain itu, juga berfungsi agar tanaman tersebut tumbuh subur. Dosis dan jenis pupuk yang diberikan disesuaikan dengan jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanah, sedangkan cara dan waktu pemupukan disesuaikan denhan jenis pupuk dan tingkat perkembangan tanaman. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis menghasilkan produksi yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Dimana peningkatan produksi jagung manis pemupukan denga cara alur di sepanjang barisan tanaman menujukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemupukan dengan cara sebardi permukaan bedeng yang telah digemburkan dan tugal di kanan kiri tanaman. Hal ini disebabkan karena pemupukan dengan cara alur di sepanjang barisan tanaman sangat efektif karena pupuk tersebut tidak menguap sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut dapat tersedia bagi tanaman pengaruh perlakuan cara pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis menujukkan hasil yang lebih tinggi, hal ini terlihat pada tabel Analisis Usaha, baik pada pendapatan, keuntungan, ROI dan B/C, dibandingkan dengan perlakuan pada tingkat olah tanah, populasi tanaman, serta penyiangan dan penggemburan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas jagung manis pemupukan dengan cara alur lebih besar dibandingkan dengan cara sebar dan nugal. Hal ini disebabkan oleh unsure hara yang terkandung dalam pupuk tersebut tidak menguap keudara dan dapat tersedia tanaman sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan pemupukan dengan cara sebar terjadi penguapan tadak langsung tersedia bagi tanaman , demikian juga pemupukan dengan cara tugal terjadi samping kiri dan kanan terjadi ketidak merataan dalam memperoleh unsure hara yang diserap aleh bulu-bulu akar. Seiring dengan itu pendapatan dan keuntungan cara pemupkan lebih tinggi, yang akan berdampak pada ROL dan B/C yang juga mengalami peningkatan dibandingkan pemupukan dengan cara sebar dan tugal.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Tanaman Jagung
Dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
subDivio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Poales
Family : Poaceae ( Graminae )
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L ( Rukmana, 1997 )
Jagung (Z. mays) termasuk genus Zea dan family Graminae (Rukmana, 2000) dengan ketinggian batang antara 60 – 300 cm. Batangnya berbentuk bulat atau pipih, beruas – ruas dan umumnya tidak bercabang. Sistem perakaran jagung terdiri dari akar primer, akar lateral, akar horizontal dan akar udara. Akar primer adalah akar yang pertama kali muncul pada saat biji berkecambah dan tumbuh ke bawah. Akar lateral adalah akar yang tumbuh memanjang ke samping. Akar udara adalah akar yang tumbuh dari bulu – bulu di aras permukaan tanah (Effendi, 1984).
Tanaman jagung dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik di daerah dengan ketinggian 0 – 1300 m di atas permukaan laut (Suprapto, 1998). Jumlah dan distribusi hujan merupakan dominan penting dalam produksi jagung, tanaman jagung membutuhkan curah hujan 2500 – 5000 mm per tahun (Effendi, 1984). Selanjutnya Warisno (1998) menyatakan bahwa selama pertumbuhannya tanaman jagung harus mendapat sinar matahari yang cukup. Hasil jagung akan lebih tinngi bila ditanam di tempat yang terbuka dibandingkan bila ditanam yang terlindung.
Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman jagung 25 C – 27 C. Di bawah suhu 12,8 C akan mengganggu perkecambahan dan bila pada suhu 40 C – 44 C lembaga jagung menjadi rusak. Tanaman jagung biasanya muncul dipermukaan tanah pada 8 – 10 hari setelah tanam pada suhu 15,5 C – 18,3 C. Tanaman jagung untuk pertumbuhannya mengkehendaki tanah yang gembur, subur, kaya akan humus, bertekstur lempung, beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 5,5 – 7,5. Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup terutama pada saat awal pertumbuhannya yaitu stadia pembungaan dan stadia pengisian (Harwati et, al., 2000).
Tanaman jagung merupakan tanaman berumah satu monocious dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman (Danarti & Najianti, 1999). Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada dominan faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (Muhadjir, 1988).
Biologi Gulma
Dalam biologi gulma yang akan dibahas adalah aspek biologi yang ada kaitannya dengan pengendalian gulma. Aspek tersebut antara lain : cara perkembangbiakan gulma dan pengaruh persaingan gulma terhadap tanaman jagung.
Perkembangbiakan Gulma
Perkembangbiakan gulma ditinjau dari segi mekanisme perkembangannya adalah sangat efisien dan bila diperhatikan jauh lebih efisien dari tanaman budidaya yang diusahakan. Hal ini dikarenakan sifat efisiensi gulma telah didapatkan dari seleksi alam dan adanya penyesuaian ekologi (Sukman & Yakup, 2000).
Perkembangbiakan gulma dapat terjadi secara generatif (biji) maupun secara vegetatif. Secara umum gulma semusim berkembangbiak melalui biji atau secara generatif. Biasanya produksi biji sangat banyak, bahkan dapat menghasilkan lebih dari 40.000 biji dalam satu musim. Contohnya adalah Jajagoan (Echinochioa crusgam). Perkembangbiakan secara generatif hanya diperuntukkan untuk gulma kelas Angiospermae dan Gymnospermae (Moenandir, 1988). Dalam perencanaan pengendalian gulma yang perlu diperhatikan adalah jumlah biji dari seluruh gulma yang ada, hal ini karena biji gulma berfungsi sebagai sarana untuk mempertahankan jenisnya. Gulma dapat bertahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dengan membentuk biji – biji yang dorman dan aktif kembali bila keadaan lingkungan sesuai (Sukman & Yakup, 2000).
Pengaruh Persaingan Gulma Terhadap Tanaman Jagung
Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya akan memberikan pengaruh pada tanaman tersebut sebagai akibat adanya persaingan karena keduanya berinteraksi, gulma sebagai pesaing akan berusaha mengalahkan lawannya dengan bermacam cara. Gulma mempunyai mekanisme adaptasi yang sangat efisien karena seleksi alam dan akan selalu didapat pada setiap pertanaman, sedangkan tanaman pertanian tidak seefisien gulma karena dikembangkan lewat proses seleksi buatan sehingga gulma mm=emiliki persaingan alami yang kuat (Sukman & Yakup, 2002). Moenandir (1993) telah mencatat dominan unsur persaingan tersebut diantaranya adalah cahaya, air, nutrisi, CO2 dan peristiwa allelopati.
Persaingan terjadi apabila sejumlah organisme baik dari jenis yang sama maupun berbeda membutuhkan atau menggunakan faktor – faktor kehidupan yang sama tetapi tidak cukup tersedia di dalam lingkungan (Moenandir, 1988).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil
D. Pengaruh penyiangan dan pembumbunan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 33 158 38,6 87,4 29,13
4 mst 104 109 134,3 347,3 115,77
6 mst 187,3 190,3 195 572,6 190,87
8 mst 190,33 196 201 587,33 195,75
Jumlah Daun 2 mst 6 6 6 18 6
4 mst 10 12 13 35 12
6 mst 11 14 14 39 13
8 mst 12 13 13 38 13
Diameter Pangkal Batang 30 hst 4,93 2,16 2,6 9,69 3,23
60 hst 1,9 3,2 4,2 9,8 3,27
Luas Daun 60 hst 4751,34 7098,84 5645,7 17495,88 5831,96
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 51 38 40 129 43
> Penyiangan tanpa pembumbunan
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 31 14,5 35,7 81,2 27,07
4 mst 119 129,3 525,6 175,2
6 mst 196 150,6 627,2 209,07
8 mst 195,33 195,6 103,7 594,63 198,07
Jumlah Daun 2 mst 8 6 6 20 7
4 mst 10 11 13 34 11
6 mst 13 13 13 39 13
8 mst 10 12 12 34 11
Diameter Pangkal Batang 30 hst 3,5 2,13 2,43 8,06 2,69
60 hst 1,8 2,93 4,6 9,33 3,11
Luas Daun 60 hst 5727,9 6075,33 15405,4 27208,63 9069,54
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 46 35 35 125 41,69
> Pembumbunan tanpa penyiangan
Pengamatan Ulangan Total Rata-rata
I II III
Tinggi Tanaman 2 mst 34 15,16 36,8 85,96 28,65
4 mst 127,6 122 512,2 170,73
6 mst 191,3 210,3 678,9 226,3
8 mst 190,33 194,6 147,5 532,43 177,47
Jumlah Daun 2 mst 6 6 6 18 6
4 mst 22 13 11 46 15
6 mst 11 14 12 37 12
8 mst 12 14 13 39 13
Diameter Pangkal Batang 30 hst 5,43 2,3 2,3 10 3,34
60 hst 1,53 2,96 4,5 8,99 2,99
Luas Daun 60 hst 5176,24 5225,53 223970,28 74656,76
Jumlah Tongkol Sempurna 60 hst 48 39 35 122 40,67
Data hasil analisis usaha tani:
Penyiangan dan Penggemburan Lengkap Rp 64.500 Rp 57.500 9,21 8,21
Penyiangan Rp 63.000 Rp 56.000 9 8
Penggemburan saja Rp 61.500 Rp 54.500 8,78 7,78
4. 2. Pembahasan
Penyiangan dan pembumbunan berpengaruh terhadap hasil produksi jagung manis. Hal ini akan memperbaiki aerasi dan drainase di sekitar akarserta dapat memperkokoh batang tanaman jagung sehingga tidak mudah rebah dan merangsang pembentukan atau pertumbuhan akar secara leluasa. Produktivitas jagung manis dari penyiangan dan pembumbunan mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan penyiangan tanpa pembumbunan dan pembumbunan tanpa penyiangan sebagaimana yang terlihat pada tabel Analisis Usaha perlakuan lengkap baik pendapatan, keuntungan, ROI dan B/C. Sedangkan perlakuan dengan pembumbunan saja tanpa penyiangan memiliki jumlah tongkol yang sempurna sedikit dibandingkan penyiangan dan pembumbunan dan demikian dengan pembumbunan tanpa penyiangan yaitu memiliki hasil yang lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan lengkap.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan ,dapat disimpulkan bahwa perlakuan penyiangan dan penggemburan member keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan penyiangan saja dan penggemburan saja. Hal ini disebabkan karena persaingan gulma dengan tanaman jagung dalam memperebutkan kebutuhan hidup(unsure hara, cahaya matahari,dan udara) sehingga menimbulkan kerugian yaitu menurunkan kualitas hasil, mengurangi kualitas hasil, mempersulit pengolahan tanah dan mengganggu kelancaran pengairan. Sedangkan penggemburan berfungsi untuk menyekong batang tanaman jagung agar pada saat iklim yang tidak menguntungkan bagi tanaman seperti hujan deras , dan angin yang kencang tidak merobohkan batang tanaman jagung. Hal ini juga mempengaruhi ROL dan B/C, sehingga ROL dan B/C pada perlakuan lengkap lebih besar dibandingkan dengan perlakuan penyiangan saja dan penggemburan saja.
0 Comments On "LAPORAN PRATIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI"
Posting Komentar