Selasa, 31 Januari 2012 1/31/2012

SARJANA PERTANIAN APA GUNAMU ?



PETANI MISKIN, HARGA HASIL BUMI NAIK”SARJANA PERTANIAN APA GUNAMU ”

Sebuah pertanyaan, ketika GELAR SP, sudah menghias dibelakang nama, ”Mau kerja dimana Jack?” ”eh jack di Bank anu buka lowongan tuh”, ”Jack Finace PT itu buka lowongan”, ”di pemda itu buka lowongan PNS juga jack”.
”Wah aje gile, lo nawarin kerja kayak gitu! Terserah loe mau bilang apa, mau bilang kolot, mau bilang gak tau jaman, mau bilang masa depan gw yang gak jelas”. Di kepala gw, kerjaan yang akan gw lakoni, adalah pekerjaan yang sesuai Hoby dan Profesi gw. Percuma kuliah gw 9 tahun yang hampir di DO kalau gak mengapdi pada profesi gw.
Pokoknya kerjaan gak boleh mengalahkan minat, hoby atau profesi gw, hahahaha kalau gw Sarjana pertanian trus gw kerja di Bank, atau perusahaan yg kagak nyambung sama profesi gw, percuma gw kuliah lama-lama di Fakultas Pertanian. Percuma gue belajar Dasar-dasar agronomi (mana ngulang 3 kali lagi), belajar biologi umum, belajar Hama penyakit tanaman, belajar Ekonomi pertanian, belajar ekonomi sumberdaya alam, wah rugi deh, pokoknya! Itu artinya ilmu yang gw dapat dari dosen2 gw MUBAZIR banget and menyia-nyiakan ilmu yang sudah gw dapat trus gak bisa di bagi-bagi atau bermanfaat buat orang banyak! Itu namanya mengkufuri nikmat Tuhan! Bagi gue kalau kerja nggak cinta, nggak iklas pasti hasilnya gak maksimal, yg di kejar bakalan urusan duniawi. Penghasilan gede kerja 0 (NOL), ujung-ujungnya korupsi, kutit sana- kutit sini! Itu dia yang kayak begitu yang gw gak mau.
WAJAR kalau negara ini gak maju2, karena pikiran yang ada di otaknya adalah duniawi saja alias uang, bukan ilmu, bukan bagaimana membangun dengan kemampuan dan profesi kita! Gw nggak nyalahin temen-temen, itu mah tergantung orangnya! Namun yang gw salahin adalah sistem Negara kita!, and wajar saja bertahun2 negara kita, Indonesia yang terkenal sebagai Negara agraris, ternyata gak maju2. Mau bagaimana kalau Sarjana Pertaniannya gak mau kembali ke sawah, gak mau mengapdi ke bidangnya, gak mau menyumbangkan ilmu dari bangku kuliah untuk kemajuan pertanian!………Yah walaupun semuanya gak kayak begitu, sebagian sarjana masih pada idialis, masih pada profesinya bekerjanya! Nah yang sebagiannya lagi itu dia, Cuma kuliah yng penting dapet title….ini dia perusak bangsa!
Bencana + Kebijakan mandul= Tempe mahal x Petani Miskin = Negara Semrawut
Tulisan di atas cuman sebagai pengantar, antara kenyataan yang ada dan sebuah dilema para Sarjana di negeri ini. Yang pada ujungnya ternyata apa yang di takuti oleh bangsa ini menjadi kenyataan. Dimana Indonesia yang katanya negara agraris namun ternyata harus di dikte oleh bangsa lain dalam menentukan harga hasil bumi. Sebenarnya kejadian saat ini merupakan akumulasi dari berbagai macam permasalahan mengenai dunia pertanian selama beberapa dekade terakhir ini. Ya salah satunya masalah diatas, dimana sarjana pertanian yg enggan bekerja di dunia profesinya, kebijakan pemerintah yang tumpang tindih, dan permasalahan lainya yang membuat para petani malas untuk tetap bekerja mengarap lahan pertaniannya, ya wajar saja bila saat ini Indonesia menjadi negara yang ketergantungan terhadap bangsa lain dalam urusan pangan. Salah satunya yang saat ini di hadapi adalah naiknya harga kedelai yang berujung pada bangkrutnya sejumlah pengusaha yang menggunakan kedelai sebagai bahan dasar produksi usahanya.

Pemerintah Indonesia selalu saja membohongi rakyat Indonesia, yang katanya tidak akan ketergantungan pangan oleh bangsa lain, nah saat ini ternyata kebohongan ini terbuka satu persatu, dari harga beras naik, yang ternyata beras impor , bahkan pernah harga pesawat buatan anak bangsa Indonesia disamakan harga beras dari negara sahabat. Ketika Amerika mengalami krisis akibat naiknya harga minyak mentah dunia, maka para ekonom negara paman sam tersebut menekan dengan menaikan harga yang dibutuh oleh negara-negara miskin, negara yang membutuhkan barang-barang yang diproduksi oleh Amerika, salah satunya adalah meningkatnya harga kedelai dipasar dunia, yang berujung pada meningkatnya harga kedelai di pasar Indonesia, kejadian ini akan berujung pada krisis multidimensi seperti kejadian awal tahun 1998, kalau tidak cepat ditangani lebih serius.
Permasalah yang akan terjadi akan sesuai dengan hukum ekonomi dan hukum sibtitusi, dimana ketika kedelai naik, maka akan ada bahan-bahan yang naik seperti tepung terigu, beras, jangung, yang nantinya disusul naiknya harga bungkil kedelai yang menjadi bahan baku pakan ternak sementara permintaan konstan atau terus meningkat. Menurut Kompas 17 Januari 2008 bahwa industri pakan ternak memproyeksikan kebutuhan bungkil kedelai pada tahun 2008 sebanyak 1,6 juta ton, namun dikarenakan kenaikan harga kedelai yang mencapai 50,6 persen per oktober 2007 dari sebelumnya Rp 2.850/kg per november 2006 maka dampaknya adalah kenaikan harga pada pakan ternak, yang berdampak pula pada naiknya haga ternak yang pada gilirannya akan mendatang,terjadi kenaikan harga daging ayam, telur dan menyusul nantinya kenaikan harga jagung dan lain-lain.
Kondisi pertanian di Indonesia memang kacau balau, karena pemerintah memang tidak memiliki kebijakan yang memadai dan ketergantung pada impor yang tidak di sesuaikan dan di persiapkan dengan baik serta disesuaikan dengan siklus kebutuhan rakyat Indonesia. Kenyataan ini tampak bahwa pemerintah tidak memiliki pandangan yang luas yang berjangka panjang dalam kebijakan pertanian dan kebijakan lainya. Sehingga yang harusnya dilakukan adalah mengubah paradigma pertanian, perubahan ini tidak saja di eksekutifnya, namun di tingkatan bawah, seperti pejabat pemerintah di daerahpun baik kepala dinas maupun petugas penyuluh lapangan hingga akademi yang menjadi mitra pemerintah harus ikut berubah.
Dirubah atau Berubah
Menurut Rhenald Kasali, Ph.D manusia akan berubah menuju kesukseksan ada dua sebab pertama karena manusia memiliki rancangan atau rencana, secara jangka panjang agar dapat menuju kesuksesan dan yang kedua adalah diubah cara berpikir agar dapat survive dan memiliki paradima baru untuk kesuksesan. Nah ternyata kemajuan yang pernah di capai bangsa indonesia bukan karena ingin berubah namun karena diubah yang secara nyatanya adalah bangsa indonesia ini dipaksa berubah karena situasi dan kenyataan yang ada, baik masalah pertanian, ekonomi, pendidikan dan lain-lain.
Manusia-manusia Indonesia tidak pernah sadar atau memiliki wawasan kedepan, sebuah rencana jangka panjang untuk sebuah perubahan dan kesuksessan dalam bidang apapun, baik pertanian, pendidikan, perekonomian lingkungan dan lain-lain. Ini terbukti dari beberapa kejadian salah satunya ketika harga kedelai naik maka harga kebutuhan lainya naik dan pemeintah kita tak punya soslusi yang memang seharusnya dalam hitung-hitung kejadian ini telah diprekdiksi, ini sama halnya dengan bencana yang ada di indonesia seperti banjir, kebakaran hutan dan lain-lain, dimana pemerintah akan berubah ketika kebakaran jengot, ketika banjir sudah terjadi dan menelan korban jiwa, baru membuat program penghijauan, baru gembar-gembor global warming, ketika budaya Indonesia diakui negara tetangga, baru mulai sibuk..ini jelas-jelas pemerintahan Indonesia hanya memliki pandangan sempit sama dengan pandangan kacamata kuda, yang hanya bisa melihat kekanan dan kiri saja.
Harga Pangan dunia & harga pangan dalam negeri = Petani Miskin + Rakyat Miskin Gizi
Pada sebuah pers, Menteri Pertanian R.I Anton Aprioyato mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menyadari akan ketergantungan pangan di indonesia terhadap bangsa lain. Yang berujunganya tidak baik bagi kethanan pangan bangsa indonesia. Dan yang terjadi adalah negara Indonesia tidak berhasil meredam harga pangan di pasar dunia yang berakibat terseretnya harga pangan dalam negeri.
Keadaan diatas karena Pemerintah tak sanggup membuat program untuk merangsang petani agar mau melakuakn intensifikasi usahati, sebenarnya semua ini adalah hukum sebab akibat, Petani tidak mau berusahatani karena harga saprodi (Sarana produksi pertanian) seperti pupuk bibit, dll mahal, sementara harga produksi murah karena adanya kebijakan impor terhadap hasil pertanian yang mengakibatkan harga produksi dalam negeri lebih murah dari produksi yang dimpor. Wajar saja ketika kedelai naik beras naik, kok petani masih Miskin, wajar saja sarjana pertanian enggan kembali bekerja di profesinya, wajar saja para petanipun beralih usaha.
Bangsa TEMPE
Kebayang tidak sebelumnya bahwa Tempe yang merupakan makan paling murah yang dibuat dengan di injek-injek menggunakan kaki, ternyata saat ini menjadi makanan yang berkelas yang tak sanggup lagi dibeli oleh tukang becak, oleh para kaum miskin, padahal Tempe merupakan makanan faforit yang murah meriah, makan yang memiliki protein nabati tinggi, makanan sehari-hari gw yang telah mencerdaskan isi kepala bangsa indonesia dari tempe bacem, tempe goreng, tempe penyet, mungkin saja nanti harga tempe lebih mahal dari harga daging ayam, dan bisa saja nanti ada hamburger rasa tempe. Ini baru tempe yang naik, belum beras, belum susu, belum barang-barang lainnya. Kebayang tidak keuarga yang sehari-hari makan dengan tempe tahu saat ini tak sanggup lagi membelinya, mungkin makan nasi dan garam saja.
Walaupun negara ini di bangun oleh anak bangsa yang cerdas karena makannya sehari hari dengan tempe, namun ternyata memang Indonesia adalah bangsa Tempe, yang ternyata juga bermental tempe, berotak tempe, bersifat tempe. Bekerja dan berpikir untuk sesat tanpa untuk kemajuan kedepan.
Bangkit atau terlena
Ibarat makanan kalau setiap hari cuman makan dengan nasi tempe makan akan bosan, maka harus berubah menu yang sedikit istimewa dengan nasi telor, dan seterusnya menjadi nasi daging yang 4 sehat 5 sempurna. Inilah lah yang harus dilakukan oleh bangsa ini, setiap saat selalu terpuruk maka saatnya harus bangkit dengan pemikiran kedepan agar kita dapat keluar dari krisis pangan, krisi multi dimensi, namun saat keluar jangan hanya sesaat, namun seterusnya hingga rakyat bangsa ini sejahtera. Tidak saja pejabatnya namun petaninya, tukang becaknya, semua orang lapisan bawah yang merasakan kesejahteraan.
Sikap dan tindakan pemikiran jangka panjang yang berwawasan luas ini harus dimulai oleh para sarjananya, para pemuda, dan yang pasti harus didahului oleh pemimpinya, serta pemerintahnya. Yang mana para sarjana bekerja sesuai profesinya, para dosen kembali ke kampus untuk mengajar, bukan mengejar proyek, PNS yang merupakan pelayan rakyat harus melayani rakyat, pemimpin pemeritahan harus berpikir untuk kemajuan bukan untuk bagaimana caranya korupsi. Bila kita kembali ke visi dan FOKUS maka negara ini akan terlepas dari bencana, bencana krisis multi dimensi

sumber : http://omahtani.wordpress.com/2011/12/15/petani-miskin-harga-hasil-bumi-naik%E2%80%9Dsarjana-pertanian-apa-gunamu-%E2%80%9D/#comment-52

0 Comments On "SARJANA PERTANIAN APA GUNAMU ?"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

BERITA TERKINI

« »
« »
« »

GALERY AGROTEKNOLOGI

Cari Blog Ini

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia

ANDA PENGUNJUNG KE

Diberdayakan oleh Blogger.
Blogger Templates

Translate

close

Entri Populer

SALAM AGROTEKNOLOGI

SALAM AGROTEKNOLOGI

Cuaca Hari ini

free counters

HASIL PERTANIAN

HASIL PERTANIAN

Pengikut

About Me