Membicarakan
isu-isu lingkungan memang selalu aktual, hal ini disebabkan manusia dan
makhluk hidup lainnya tumbuh dan berkembang bersama-sama dalam suatu
lingkungan. Di sisi lain telah dilaksanakannya beberapa pertemuan
tingkat dunia dalam rangka membahas issue perubahan iklim dan
lingkungan yang salah satunya telah dilaksankan di Bali pada tahun 2007.
Tahun 2010 ini pula dilaksankan pertemuan tingkat dunia
berkaitan dengan perubahan iklim dan cuaca di Oslo Norwegia.
Sesungguhnya perubahan iklim berpengaruh besar terhadap dunia pertanian
yang sebagian besar sangat tergantung pada iklim dan cuaca. Secara mudah
kita bisa memahami arti penting perubahan iklim terhadap dunia
pertanian adalah peran dari sector pertanian sebagai sektor
penyuplai
makanan dunia (feed the world), dan sector industry turunannya
untuk kebutuhan ummat manusia, sector yang sangat penting bagi
keberlangsungan tata dunia di masa depan. Sebagai contoh pertambahan
penduduk dunia yang semakin tinggi akan mengakibatkan permintaan makanan
semakin tinggi pula. Hal ini tidak dapat dihindari karena sektor
pertanian secara umum begitu strategis diwacanakan dan perlu dicari
solusi dalam menghadapai era perubahan iklim dan cuaca yang sedang
berlangsung ini.
Pemanasan Global
Satu
hal penting yang selalu disoroti dalam membahasa pemanasan global yang
mengakibatkan perubahan iklim adalah kadar GHG (Green House Gas) di
atmosfer seperti CO2 (karbondooksida), CH4 (methan) dan N2O
(Nitro-oksida) yang semuanya dapat mengakibatkan effek rumah kaca dan
pemanasan global. Dari ketiga GHG tersebut CO2 adalah yang paling sering
dijadikan indicator pemanasan global karena gas tersebut adalah paling
besar konsentrasinya di atmosphere dibanding dua gas yang lainnya.
Peneliti pertanian dan lingkungan seperti Alagarswamy telah melaporkan
peningkatan kadar CO2 di atmosfer dari masa pra-industri
(tahun 1750) sebesar 280 ppm menjadi sekitar 375 ppm pada tahun 2000
atau saat ini, hal ini secara pasti telah merubah respond tanaman
terhadap perubahan kadar gas CO2 tersebut. Lebih dari itu
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) adalah lembaga khusus
yang dibentuk PBB untuk menangani masalah perubahan iklim telah
melakukan ramalan ilmiah (dipublikasikan tahun 2001, 2007) perihal
peningkatan kadar CO2 di atmosfer pada tahun 2100 sekitar
550-970 ppm dan akan diikuti peningkatan suhu sebesar 1.8 – 4 derajat
celcius. Fakta dan berita tersebut sedikit banyak telah kita rasakan
saat ini peningkatan suhu yang semakin terasa bila dibandingkan beberapa
dekade sebelumnya.
Pengaruh pada tanaman
Tanaman
sebagai organisme, pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi
oleh lingkungan tempat hidupnya, interaksi antara genetik dan lingkungan
akan menentukan penampilan pada tanaman tersebut apakah akan merepon
positif seperti hasil panen tinggi atau sebaliknya. Sebagai contoh umum
padi yang dikembangkan di daerah iklim dingin akan memberikan hasil
panen rendah bila ditanam pada daerah iklim panas begitu pula
sebaliknya. Contoh lain adalah secara umum tanaman kedelai akan
memperlihatkan respond positif pada kondisi CO2 tinggi namun
merespond negatif pada kenaikan suhu tertentu. Perubahan iklim yang
sedang berlangsung sedikit-banyak telah merubah respon tanaman terhadap
perubahan tersebut, namun kepastian respon tanaman tersebut perlu
pengujian lebih lanjut dan kontinyu dalam usaha menjaga produktivitas
tanaman di masa perubahan iklim ini. Tanaman diketahui begitu sensitive
terhadap suhu, perubahan suhu sebesar 1 derajat celcius saja
dari suhu optimal akan mengakibatkan penurunan kualitas panen seperti
yang telah diteliti di lembaga IRRI pada komoditas padi dalam merespon
masalah perubahan iklim ini.. Selain suhu, perubahan iklim dalam
kaitannya dengan bidang pertanian adalah meningkatnya kadar CO2
di atmosfer yang secara biologis akan mempengaruhi laju photosynthesis
dan secara langsung akan mempengaruhi panen, namun kekurangan dari
penelitian respond tanaman terhadap kadar CO2 adalah
fasilitas penelitiannya yang sangat mahal sehingga ada baiknya untuk
melakukan studi analisis dari hasil-hasil penelitian yang berkenaan
dengan kadar CO2 tersebut untuk diuji secara statistik.
Setiap orang tentu tidak menginginkan hasil panen menurun bahkan sampai
gagal akibat perubahan iklim tersebut. Peningkatan hasil panen tanaman
sangat erat kaitannya dengan faktor iklim sehingga perhatian khusus
terhadap penelitian di bidang iklim harus lebih diperhatihan baik oleh
pemerintah ataupun swasta yang merupakan penyandang dana utama dari
peneliti-peneliti di tanah air, hal tersebut dalam rangka merespon era
perubahan iklim yang secara khusus jangka panjang berpotensi merugikan
sektor pertanian dan secara langsung akan menganggu supply makanan masyarakat secara nasional maupun internasional.
Opini:
Keseimbangan
antara makanan dan energi patut diperhitungkan jangka panjang jangan
sampai di sia-siakan potensi SDA dan SDM yg super kaya di negeri
Indonesia ini. Jangan sampai pula dibiarkan percuma potensi tersebut
oleh karena sifat pemegang kebijakan yang `pelit` terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan.
sumber : http://green.kompasiana.com/iklim/2010/06/14/pemanasan-global-dan-pertanian/
0 Comments On "Pemanasan Global dan Pertanian"
Posting Komentar