Laporan
pratikum:PHPH
TRICHODERMA
HARZIANUM (TH) DAN TRICHODERMA VIRENS
OLEH
nama : Lukman Hakim
Nim : 0805101050131
ruang : 4
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA
ACEH
2011
BAB
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengendalian
hayati merupakan salah satu komponen penting dalam Pengendalian Hama Terpadu
(PHT). Pengendalian hayati adalah pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan
serangga hama atau penggunaan agens antagonis untuk mengendalikan patogen
tanaman. Pada dasarnya, setiap serangga hama mempunyai musuh alami yang dapat
berperan dalam pengaturan populasinya. Musuh alami serangga hama adalah
komponen utama dari pengendalian almiah, yang merupakan bagian dari ekosistem
dan sangat penting peranannya dalam mengatur keseimbangan ekosistem tersebut.
Penyakit tanaman yang disebabkan
oleh jamur patogen sampai saat ini masih merupakan masalah utama di bidang
pertanian. Produksi pertanian secara kualitas maupun kuantitas mengalami
penurunan yang sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan penanggulangan dan pengendalian
yang tepat dan cermat.Konsep yang harus dikembangkan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah selain
memperhatikan efektivitas dan segi ekonomisnya juga harus mempertimbang-kan
masalah kelestarian lingkungan. Bertitik tolak dari konsep tersebut, maka
perhatian dunia kembali pad Dewasa ini banyak diketahui bahwa Trichoderma
spp.dapat dipakai untuk mengendalikan berbagai penyakit bawaan pada tanah.
Pengendalian secara biologis juga dapat dilakukan dengan patogen yamg tidak
virulen dari jenis yang sama sebagai pesaing (kompetitor) ( Schlegel, 1994).a
pengendalian secara hayati, yakni suatu cara pengendalian hama penyakit tanaman
dengan memanfaatkan musuh-musuh alami yang bersifat antagonis.
1.2.Tujuan Pratikum
Adapun tujun pratikum ini adalah Untuk mengetahui
pertumbuhan masing-masing inokulum trichoderma harzianum dan trichoderma virens
pada media sabut kelapa dan di media agar di petri dish
BAB.II.TINJAUN PUSTAKA
·
Jamur Trichoderma harzianum
Biologi Agen Antagonis
Sistematika Trichoderma harzianum
menurut Semangun (2000) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Ascomycetes
Subclass : Hypocreomycetidae
Ordo : Hypocreales
Family : Hypcreaceae
Genus : Trichoderma
Species : Trichoderma harzianum
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Ascomycetes
Subclass : Hypocreomycetidae
Ordo : Hypocreales
Family : Hypcreaceae
Genus : Trichoderma
Species : Trichoderma harzianum
Sifat antagonis jamur Trichoderma
sp telah diteliti sejak lama. Inokulasi Trichoderma
harzianum ke dalam tanah dapat menekan serangan penyakit layu yang menyerang
di pesemaian, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh toksin yang dihasilkan
jamur ini yang dapat diisolasi dari biakan yang ditumbuhan di dalam
petri. Spesies lain dari jamur ini telah diketahui bersifat
antagonistik atau parasitik terhadap jamur patogen tular tanah yang
banyak menimbulkan kerugian pada tanaman pertanian Tahun 1972, Well dan
kawan-kawan melaporkan bahwa dengan pemberian inokulum Trichoderma harzianum
dengan perbandingan inokulum dengan tanah 1 : 10 v/v dapat
mengendalikan penyakit busuk batang dan busuk akar yang disebabkan oleh jamur
Sclerotium rolfsii. Pada tahun 1975, Backman, Rodrigues-Kabana
mengembangkan penelitian tentang pemanfaatan inokulum jamur antagonis ini yang
dicampurkan dengan tanah diatomae yang dilumuri larutan tetes (molase)
10 % untuk membantu pertumbuhan Trichoderma harzianum .
Inokulum jamur ini ternyata dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan
oleh Sclerotium rolfsii di lapangan dengan butiran tanah diatomae
sebanyak 140 kg/ha sebagai inokulum, yang hasilnya sebanding dengan perlakuan
yang menggunakan pestisida kimia (Sinner cit Hinggis,1985)
Jamur Trichoderma harzianum
dapat mengendalikan penyakit layu semai pada kacang buncis dan kol pada kondisi
rumah kaca, tetapi hasilnya belum mantap untuk skala lapangan. Jamur Trichoderma
hamatum dilaporkan juga dapat menghambat serangan jamur Rhizoctonia
solani dan Phytium sp yang menyerang persemaian tanaman kapri dan
lobak. (http://lp.unand.ac.id,
2010).
Manfaat dan Keunggulan
Mendapatkan
strain unggul Trichoderma yang mampu mengkolonisasi akar dan bersifat endofit
pada tanaman pisang sehingga efektif dalam pengendalian penyakit layu Fusarium.
Kemampuan kolonisasi dan keberadaan endofit Trichoderma pada akar bibit pisang
belum relefan dengan peningkatan jumlah daun bibit pisang, tetapi ada
kecendrungan interaksi Trichoderma spp dengan ketiga jenis pisang dapat
meningkatkan jumlah daun bibit Kelebihan Jamur Trichoderma harzianum : M udah
ditemukan di kebun/ pertanaman, M udah diisolasi dan dikembangkan, M empunyai
kisaran mikoparasitme yang luas, D apat tumbuh cepat pada berbagai media ,
Trichoderma harzianum pada umumnya tidak bersifat patogenik terhadap tanaman, M
empunyai kompetisi yang baik terhadap ruang dan makanan, serta D apat
menghasilkan antibiotika dan enzsim yang dapat menimbulkan kerusakan pada
inangpisang. (http://lp.unand.ac.id, 2010).
Cara
Aplikasi Trichoderma harzianum
Aplikasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara : Dengan mencampurkan Trichoderma
harzianum pada pupuk kandang , kompos, BOKASHI dsb. kemudian di sebarkan ,
Dengan melarutkan Trichoderma harzianum ke dalam air, kemudian disiramkan pada
pertanaman, Pada tanaman perkebunan, bukalah tanah di sekitar tanaman sehingga
leher akar kelihatan, taburkan jamur Trichoderma harzianum pada tanaman yang
terserang penyakit. Pemberian Trichoderma harzianum juga dapat dilakukan
bersama-sama dengan waktu pengolahan tanah untuk tindakan pencegahan terhadap
adanya serangan penyakit pada tanaman.
·
Trichoderma
Virens
Secara
bersama-sama, karakteristik yang ditunjukkan oleh sangat memperluas spektrum
kegiatan jamur sebagai agen biokontrol. Secara bersama-sama, karakteristik yang
ditunjukkan oleh T,virens menjadikannya salah satu yang paling efektif dan
serbaguna agen biokontrol untuk bibit dan penyakit akar. Langkah berikutnya
dalam meningkatkan efikasi biokontrol T. virens strain adalah mantan
meningkatkan efikasi biokontrol T. pand suhu mereka / spektra kegiatan dan
memperluas penyimpanan periode di mana persiapan biokontrol tetap berlaku.
(Tate, 1986) (Tate, 1986).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa T.virens dan
T.harzianum terbukti efektif dalam mengendalikan P.palmivora. Efektifitas ini
terlihat pada perlakuan T.virens (T2) ,T.harzianum (T3)dan perlakuan kombinasi
T.virens, dan T.harzianum (T4) memperlihatkan pembusukan batang yang terjadisangat
berbeda dengan perlakuan P.palmivora (T1).T.virens, dan T.harzianum terbukti
mampu masuk pada bagian kortex batang, dan keberadaannya sangat berpotensi
sebagai biokontrol. (Antagonis 2011).
Hal
ini menunjukkan bahwa peranan jamur antagonis sebagi contoh jamur potensi jamur
Trichoderma yang merupakan jamur antagonis yang bersifat preventif bagi
tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Harman (1998) yang menyatakan bahwa
Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif
terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas
digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan .(
Suwahyono dan Wahyudi .2005).
Suwahyono
dan Wahyudi (2005) .yang menyatakan bahwa Trichoderma merupakan jamur saprofit
yang hidup di dalam tanah, serasah dan kayu mati. Dalam kompetisi trichoderma
mempunyai kemampuan memperebutkan sumber makanan atau di sekitar perakaran
tanaman menghasilkan enzim β 1.3 glukanase dan kitinase.
BAB
III.METODELOGI
1., Tempat dan Waktu Percobaan
Adapun percobaan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Pertanian ,Fakultas Pertanian Universitas Syiah kuala Banda Aceh ,pada hari Kamis ,pukul 14.00 sampai dengan selesai.
2.Bahan dan Alat Percobaan
2..1.Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai media yang digunakan dalam biakan murni, alkohol sebagai pensteril alat dan tangan, jamur antagonis Trichoderma viren(TV). Trikhoderma harzianum.(TH), dan sabut kelapa sebagai media trichoderma tersebut.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai media yang digunakan dalam biakan murni, alkohol sebagai pensteril alat dan tangan, jamur antagonis Trichoderma viren(TV). Trikhoderma harzianum.(TH), dan sabut kelapa sebagai media trichoderma tersebut.
2.2.Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah petridisk sebagai tempat menaruh
media PDA,cling wrap sebagai plastik penutup pada petridisk supaya tidak
terkontaminasi, jarum inokulasi sebagai alat untuk menaruh potongan agar
patogen dan agen kedalam media yang baru, bor gabus untuk memotong media dalam
biakan murni, lampu bunsen sebagai alat untuk pensteril alat dan media
erlenmeyer sebagai tempat untuk membuat mediik a PDA, , autoklaf sebagai alat
untuk mensterilisasi media dan alat yang akan digunakan, dan buku data sebagai
tempat untuk menulis data dan alat tulis sebagai alat untuk menulis.
3.Cara
kerja
Adapun cara kerja nya adalah
a.Cara
kerja isolasi trichoderma di petri dish.
·
mengambil petri dish yang sudah berisi trikhoderma
·
kemudian
membakar/memanaskan petridish tersebut
didalam laminar dan membalut dengan
cling wrap sebagai plastic penutup
serta membuat label/tandan untuk masing-masing jamur
·
mengamati perkembangan trichoderma tersebut setiap hari
·
mengukur tingkat perkembangan seperti
panjang penyebaran,ketebalan,warna
b.cara
kerja trikhoderma di media sabut kelapa.
·
membersihkan media sabut kelpa higga
steril
·
kemudian media tersebut di timbang
·
setelah itu masukkan trikhoderma
virans(TV) dan trichoderma Harizianum (TH)
·
masukkan kedalam tempat penyimpanan
·
dan melakukan pengamatan setiap hari,
BAB.IV.PENUTUP
1.Kesimpulan
·
Dalam kompetisi trichoderma mempunyai
kemampuan memperebutkan sumber makanan atau di sekitar perakaran tanaman
menghasilkan enzim β 1.3 glukanase dan kitinase.
·
pertumbuhan trichoderma virens(TV) lebih
cepat dibandingkan dengan trichoderma Harzianum (TH) yaitu TV 2,5
sementara TH hanya 2,0 .
·
dimedia sabut kelapa yang kami lakukan
bahwa,trichoderma harzianum dapat tumbuh di media sabut kelapa adapun persentae
pertumbuhan TH yaitu pada pengamatan pertama tingkat pertumbuhannya hanya
sekitar 10 %dan pengamatan kedua 25%.
2.Saran
·
Saran saya agar pratikum kedepannya agar
ditingkatkan lagi, mulai dari segi kedesiplinan hingga waktu pratukmnya menurut
saya agar ditambah lagi guna untuk menigkatkan keahlian mahasiswa dibidang
pengisolasian jamur trichoderma tersebut
·
Pada proses praktikum ini berlangsung
sebaiknya praktikan dalam keadaan steril agar terhindar dari kontaminasi yang
berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Pelczar, M. J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Rao, N. S. S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan
Pertumbuhan Tanaman. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Sinner cit Hinggis,1985. Mikrobiologi Umum. Gadjah
Mada University. Yogyakarta.
Suwahyono dan Wahyudi (2005) Penyakit-Penyakit
Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Harman (1998). 1996. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Sinaga, M. S. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://lp.unand.ac.id, 2010 Pegendalian secara
Biologi,diakses tgl 5 -6-2011.
0 Comments On "TRICHODERMA HARZIANUM (TH) DAN TRICHODERMA VIRENS PADA MEDIA SABUT KELPA"
Posting Komentar