Rabu, 30 Mei 2012 5/30/2012

Budidaya di Lahan Pasang Surut, Tekan Impor Kedelai


Ilustrasi : Corbis
Ilustrasi : Corbis
                      
JAKARTA - Kacang kedelai adalah salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hasil olahan kacang kedelai berupa tempe, tahu, dan aneka makanan ringan lainnya digemari oleh berbagai kalangan. Namun, ternyata produktivitas kedelai dalam negeri ternyata tidak sebanding dengan tingginya konsumsi masyarakat akan kacang kedelai bahkan terpaksa mengimpor.


Menurut catatan Badan Pusat Statistik pada 2011, impor kedelai mencapai 2,08 juta ton. Kondisi ini menempatkan kedelai sebagai penghuni daftar panjang produk impor Indonesia. Beruntung, pakar kedelai dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Munif Ghulamahdi menemukan inovasi untuk menjawab masalah rendahnya produktivitas tanaman kedelai. Munif berhasil memproduksi kacang kedelai dalam jumlah besar pada lahan pasang surut.

Menurut Munif, Indonesia memiliki wilayah pasang surut seluas 20,1 juta ha dan sekira 9,53 juta ha berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian secara umum. "Lahan pasang surut yang mempunyai potensi tinggi untuk ditanami kedelai seluas 2,08 juta ha. Hanya saja masih banyak petani tidak berani menanam kedelai karena kesulitan pasar," kata Munif, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Okezone, Rabu (30/5/2012).

Riset Munif dalam merekayasa teknologi budidaya varietas unggul menghasilkan hingga 400 polong kedelai per tanaman dengan rata-rata 105 polong per tanaman pada populasi 400 ribu tanaman per ha. Panen massal varietas ini telah dilakukan pada 2009 di lahan ujicoba di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pada awalnya, kedelai ini ditanam pada lahan pasang surut seluas 0,25 ha yang dapat menghasilkan 4,63 ton biji kering per ha. Selanjutnya, kedelai ditanam secara massal pada lahan seluas 2.5 ha dan petani masih mampu menghasilkan pada kisaran 2.75-3.38  ton per ha.

Produktivitas kedelai ini di lahan pasang surut tergolong tinggi, karena biasanya jika ditanam dengan sistem budidaya kering hanya mampu  menghasilkan 0,8 ton per ha. Ketika akan mengadakan penelitian, staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB ini sempat mengalami kesulitan untuk meyakinkan petani karena areal penanamannya berupa daerah pasang surut. Bahkan, saat itu Munif juga gagal meyakinkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat bahwa kedelai dapat tumbuh dengan baik di daerah pasang surut. Namun dia tidak menyerah begitu saja. Upaya Munif meyakinkan petani akhirnya berhasil sehingga ada petani bersedia meminjamkan lahan untuk dijadikan uji coba penelitiannya.

Dari beberapa varietas kedelai yang diujicobakan seperti Tanggamus, Slamet, Willis, dan Anjasmoro, jenis Tanggamus merupakan varietas dengan hasil terbaik yang dikembangkan dengan teknologi budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Walaupun rata-rata masing-masing varietas tanaman memiliki perkembangan yang sangat baik. Varietas Tanggamus dapat mencapai hasil 4,63 ton biji kering per ha. Sehingga Munif merekomendasikan kepada petani untuk memilih Tanggamus karena merupakan tanaman kedelai yang memiliki hasil terbaik. Mengingat lahan dalam kondisi pasang surut, selain menentukan varietas, proses penanaman kedelai dilakukan dengan cara memberikan irigasi terus menerus dan membuat permukaan air tetap stabil. Air diberikan sejak tanaman berumur 14 hari sampai polong berwarna cokelat.

Penelitian ini terpilih sebagai satu dari 103 Inovasi Indonesia Paling Prospektif tahun 2011 yang diselenggarakan Bussiness Inovation Center  didukung Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Munif menekankan, untuk mengembangkan varietas ini jelas dibutuhkan ketersediaan lahan pertanian khususnya untuk budidaya kacang kedelai. "Jika pemerintah serius untuk menindaklanjuti hal ini, maka harapan untuk menekan angka impor kedelai bisa terwujud," ujarnya.(mrg)(rhs)
 
sumber :www. okzone.com 
http://kampus.okezone.com/read/2012/05/30/373/638110/budidaya-di-lahan-pasang-surut-tekan-impor-kedelai    
          
diposkan : lukman hakim

0 Comments On "Budidaya di Lahan Pasang Surut, Tekan Impor Kedelai"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

BERITA TERKINI

« »
« »
« »

GALERY AGROTEKNOLOGI

Cari Blog Ini

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia

ANDA PENGUNJUNG KE

Diberdayakan oleh Blogger.
Blogger Templates

Translate

close

Entri Populer

SALAM AGROTEKNOLOGI

SALAM AGROTEKNOLOGI

Cuaca Hari ini

free counters

HASIL PERTANIAN

HASIL PERTANIAN

Pengikut

About Me