Mencari Klinik untuk mengobati
tanaman yang terserang penyakit atau hama dengan fasilitas dan dukungan
tenaga ahli bukan perkara mudah di Indonesia, bahkan untuk warga yang
tinggal di Jakarta sekalipun.
Namun sesungguhnya klinik untuk tanaman dengan
fasilitas lengkap sudah sejak lama ada, salah satunya adalah Klinik
Tanaman milik Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kepala Klinik Tanaman Dr Suryo
Wiyono mengatakan siapapun boleh datang untuk meminta petugas membantu
menangani persoalan tanaman.
"Tinggal datang saja. Kita tidak ada birokrasi
yang terlalu rumit. Bawa saja contoh tanaman yang sakit nanti kita catat
dan analisis," kata Suryo.
Seperti layaknya perlakuan dokter kepada
pasiennya yang kerap memberikan resep obat untuk menyembuhkan penyakit
sang pasien, perlakuan serupa juga diberikan oleh petugas klinik tanaman
kepada mereka yang datang ke klinik ini.
"Di sini diberikan resep tapi resepnya bukan
meminta klien membeli obat tapi kami berikan saran pengendalian seperti
harus melakukan persemaian seperti apa," kata Suryo.
Ia mengatakan dalam satu bulan ada sekitar 12
orang yang datang ke klinik untuk melaporkan tanaman mereka yang terkena
penyakit atau hama.
Belum banyak dikenal
"Kita jadi tahu jenis penyakit dan kita juga jadi tahu cara penanganannya. Tidak harus menggunakan pestisida tapi lewat agensi hayati."
Patut disayangkan dengan fasilitas dan tenaga ahli yang bagus hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkan layanan ini.
"Saya dibantu lima tenaga ahli dan satu tenaga
teknis namun kami juga dibantu sekitar 35-an tenaga ahli lain di
departemen proteksi tanaman yang siap mendukung," jelas Suryo.
Klinik Tanaman memiliki klien dari kalangan petani, swasta, penyuka koleksi tanaman hingga pelaku ekspor impor tanaman.
Di kalangan petani sekitar Bogor, klinik ini
sudah cukup dikenal dan kerap dimintai bantuan untuk menangani sejumlah
persoalan yang mereka hadapi.
Salah satu yang sering mendatangi dan merasakan
manfaat keberadaan Klinik Tanaman IPB ini adalah Ketua Kelompok Tani
Silih Asuh Cibungbulang, Bogor, Usnadi.
"Kita jadi tahu jenis penyakit dan kita juga
tahu cara penanganannya. Tidak harus menggunakan pestisida tapi lewat
agensi hayati dan kita diajarkan juga cara membuatnya," kata Usnadi yang
telah menerima layanan dari klinik ini sejak tahun 2004 lalu.
Tarif gratis
Suryo Wiyono mengatakan dalam prakteknya klinik
ini mengandalkan kemandirian para petani dan kliennya dalam membantu
mengatasi persoalan penyakit tanaman.
"Yang melakukan pengendalian penyakit atau
mengatasi hama itu petani sendiri atau perusahaan itu sendiri karena
kalau mengandalkan tenaga kita untuk melakukan semuanya langsung di
lapangan memang tidak cukup," kata Suryo.
Usnadi juga mengatakan petugas klinik tidak menetapkan tarif atas layanan yang diberikan kepada petani seperti dirinya.
"Saya paling urunan ongkos transportasi ke sini
sama teman-teman. Kalau sama petugas klinik sudah seperti saudara,"
katanya sambil tergelak.
Klinik Tanaman seperti ini memang membantu namun sejauh ini tidak banyak yang keberadaannya.
Padahal persoalan hama dan penyakit tanaman terus berkembang seiring dengan perubahan iklim dan lingkungan sejumlah wilayah.
Sumber : BBC INDONESIA
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/04/120417_klinik_tanaman.shtml
0 Comments On "Tanaman juga membutuhkan klinik"
Posting Komentar