Pertanian
terpadu merupakan suatu metode pertanian dimana lahan yang tersedia
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk pertanian yang
beragam dengan kualitas tinggi.
Metode ini
biasanya dilakukan dengan cara konvensional, yaitu limbah komoditas
pertanian tertentu didaur ulang secara maksimal sebagai sumber masukan
energi untuk melakukan aktivitas pertanian lainnya.
Dalam prosesnya,
masih banyak energi yang dimasukkan dari luar untuk menunjang
terlaksananya seluruh aktivitas untuk menghasilkan produk pertanian,
sehingga dapat disimpulkan masing-masing unit pertanian belum sepenuhnya
terpadu.
Siklus dalam pertanian terpadu secara konvensional ada yang terputus, dimana pakan ternak masih berasal dari luar sistem dan limbah yang berasal dari ternak tidak termanfaatkan sebagai sumber energi untuk proses selanjutnya. Limbah organik tersebut banyak yang terbuang, mengalami proses pembusukan yang akhirnya menjadi pupuk organik.
Pada pertanian terpadu dengan menggunakan Teknologi EM, limbah organik yang berasal dari kotoran ternak dan sisa tanaman di fermentasi menjadi pupuk organik ( Bokashi ) dalam waktu singkat. Kotoran ayam dan kambing dapat difermentasi menjadi pakan ternak ( bokashi pakan ternak ) untuk makanan ayam, babi dan bebek Kotoran ayam masih mengandung protein 14 %, sedangkan kotoran kambing mengandung protein 12 % dan 80% serat kasar dari hijauan pakan ternak.
Dengan menggunakan Teknologi EM, masukan energi dari luar sistem pertanian dapat diperkecil atau ditiadakan sama sekali, karena melalui proses fermentasi kandungan nutrisi pakan ternak menjadi lebih tinggi.
Model pertanian terpadu dengan Teknologi EM ini sudah diterapkan di Pusdiklat Teknologi EM yang berlokasi di Kabupaten Buleleng, Bali.
Berdasarkan hasil percobaan, pemberian bokashi pakan ternak ( fermentasi bahan organik dari kotoran ayam dan kambing ) pada ayam petelur, biaya pakan ternak dapat ditekan 53.6 % dan meningkatkan keuntungan 47.6 % terhadap pemberian pakan ternak konvensional.
Pemberian bokashi pakan ternak pada babi dapat menekan biaya pakan sebesar 69.2 % dengan meningkatkan keuntungan 178.4 % terhadap pemberian pakan konvensional.
Penelitian terhadap kualitas telur ayam, tidak ditemukan perbedaan yang berarti pada kandungan protein dan vitamin A antara perlakuan bokashi pakan ternak dengan pakan ternak konvensional. Dan kandungan kolesterol lebih sedikit daripada perlakuan pakan ternak konvensional.
Air limbah pertanian digunakan untuk mengairi dan memupuk lahan pertanian lainnya. Dimana lahan pertanian tersebut ditanami berbagai jenis sayur, kelapa, pisang, cengkeh, rambutan, kopi dan padi. Hasil pengamatan menunjukkan tanaman – tanaman tersebut, yang tidak dipupuk bahan kimia mengalami peningkatan produksi. Produksi padi meningkat 60 % dibandingkan metode konvensional.
Di dalam kolam penampungan air limbah dibudidayakan eceng gondok yang berguna sebagai hijauan pakan ternak ayam dan babi.
Pertanian terpadu dengan Teknolgi EM dapat menjadi solusi di tengah sulitnya upaya petani menekan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan, yang selama ini sangat mengandalkan masukan energi dari luar seperti pakan ternak, obat-obatan, pestisida dan pupuk kimia.
Pertanian terpadu konvensional juga kurang memuaskan, karena begitu banyaknya energi yang terbuang dari proses pembusukan , berupa panas dan gas.
Teknologi EM dalam pertanian terpadu diharapkan juga dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat khususnya petani sehingga perbaikan ekonomi dan kondisi lingkungan bersih dan sehat dapat tercapai.
Sumber: http://ilmu-taniternak.blogspot.com/2011/07/pertanian-terpadu-dengan-teknologi.html.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1971941-pertanian-terpadu-dengan-teknologi-effective/#ixzz1SpwrscFX
0 Comments On "PERTANIAN TERPADU DENGAN TEKNOLOGI EFFECTIVE MICROORGANISM (EM)"
Posting Komentar