Akhir-akhir ini saya melihat
gejala aneh di jalan-jalan negara kita (setidaknya di p jawa).
Pohon-pohon entah mahoni atau pohon peneduh jalan yang lain memamerkan
buah-buah yang bukan secara natural akan dihasilkannya. Kalau bukan buah
jeruk shantang (jenis klementine)
yang kecil-kecil berwarna merah, yang paling sering ya buah kelengkeng. Hebatnya lagi, pohon itu sudah sekalian mengemasnya dalam kantong plastik. Saya sempat memotretnya sepulang dari pasar wage purwokerto. He he ... ini fenomena yang patut disyukuri atau ditangisi, mari kita lihat. Semua buah itu ternyata adalah buah impor yang datang laksana banjir, dikemas dengan kotak plastik bagus dan didistribusikan ke seluruh penjuru daerah.
yang kecil-kecil berwarna merah, yang paling sering ya buah kelengkeng. Hebatnya lagi, pohon itu sudah sekalian mengemasnya dalam kantong plastik. Saya sempat memotretnya sepulang dari pasar wage purwokerto. He he ... ini fenomena yang patut disyukuri atau ditangisi, mari kita lihat. Semua buah itu ternyata adalah buah impor yang datang laksana banjir, dikemas dengan kotak plastik bagus dan didistribusikan ke seluruh penjuru daerah.
Dari sisi positif kita akan
mensyukuri fenomena ini. Pertama, saat ini dengan harga terjangkau
banyak lapisan masyarakat kita dapat menikmati buah segar yang enak
serta bervitamin. Jaman dulu buah impor adalah barang mewah. Tidak lagi
sekarang. Selain para pedagang ber-etalase pohon pinggir jalan, pedagang
khusus buah juga semakin banyak. Mereka menjual aneka buah impor lain
mulai dari apel, anggur, pir sampai kiwi.
Kedua, ini jelas memberi kesempatan kerja baru bagi banyak orang.
Ketiga, semoga etalase ajaib mahoni berbuah jeruk membuka mata banyak
petani kita untuk lebih giat lagi membuat hasil olah cangkul mereka
"marketable", merajai pasaran.
Dari sisi negatif, kita perlu
menangis. Sekian parahkah kita dikuasai produk asing? Mungkin kita sudah
puas dengan swasembada beras. Menurut saya itu bukan prestasi.
Kebutuhan pokok memang sudah sepatutnya dicukupi dengan hasil negeri
sendiri, karena sebagian besar petani kita memang petani padi.
Kemanakah para ahli Indonesia? Sibuk mikir jabatan? Bingung cari celah
korupsi? Atau terlalu sombong untuk belajar lagi? Mengapa tidak ada mau
bersusah payah untuk para petani "udik" kita? Ciptakan buah yang
berpenampilan bagus, tahan lama dan enak. Lebih jauh lagi, menuju
kemanakah arah kebijakan pertanian pemerintah ini? Seberapa serius
pertanian dipikirkan?
Maafkan saya kalau melontarkan pertanyaan yang salah atau menyinggung.
Maklum semua itu karena kepala saya teracuni pandangan negatif ...
anggap sajalah pertanyaan konyol yang tidak jelas siapa yang harus
menjawab. Maafkan mata saya yang lebih tertarik penampilan buah impor
dari pada buah lokal .... Beli sekilo mas, 7500 khan. Murah dan enak.
0 Comments On "Pohon Mahoni Berbuah Jeruk"
Posting Komentar