Palu (17/9) – Menteri
Pertanian Suswono menghimbau kepada masyarakat untuk tidak tergantung pada nasi dalam mengatur pola
makan sehingga seolah-olah belum kenyang jika belum makan nasi.
“Kita ini sepertinya belum puas juga jika
belum makan nasi, padahal sudah makan lima tongkol jagung,” kata Mentan Suswono saat menghadiri
panen raya di Desa Sibalaya, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (17/9/2012).
Dia mengatakan, kondisi
tersebut merupakan lapar secara psikologis karena masyarakat sudah terbiasa makan nasi sejak kecil.
Padahal Indonesia memiliki sumber pangan beragam selain beras, seperti ubi, sagu, jagung, singkong,
kentang, dan berbagai umbi-umbian lainnya. Oleh karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk
membiasakan mengkonsumsi aneka sumber pangan selain nasi.
"Sepertinya masyarakat kita belum makan kalau
belum makan nasi. Ini mungkin karena belum terbiasa saja. Kebetulan ini banyak ibu-ibu. Saya minta
anak-anak kita dilatih untuk tidak makan nasi tiga kali sehari, diusahakan pola makan diatur,
misalnya pagi kita makan ubi, siangnya nasi, dan malam mungkin bisa jagung. Ini sehat. Sering
mengonsumsi nasi juga tidak baik bagi kesehatan karena bisa menyebabkan penyakit diabetes karena
kandungan gula di dalam nasi cukup tinggi," ungkap Suswono.
Suswono berharap masyarakat bisa melakukan
selang-seling dalam mengatur pola makanan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Kandungan
karbohidrat juga terdapat pada ubi dan jagung yang juga menyehatkan. Menurutnya, yang ditingkatkan
adalah konsumsi protein yang diperoleh dari daging, ikan, ataupun daging ayam. Selain sehat, juga
dapat mencerdaskan.
Mentan Suswono menjelaskan, rakyat Indonesia membutuhkan beras 2,7 hingga 2,8 juta ton per
bulan. Kebutuhan pangan ini merupakan kebutuhan terbesar di dunia. Menurutnya, jika konsumsi pangan
khususnya beras ini tidak menurun, bisa jadi target 2014 Indonesia surplus beras 10 juta ton belum
bisa tercapai.
"Kita ingin cadangan pangan kita harus kuat. Makanya, saya berharap produksi akan kita
tingkatkan. Sawah-sawah bisa kita cetak baru, tapi kalau konsumsinya tidak bisa diturunkan, sulit
rasanya kita bisa surplus beras lebih dari 10 juta ton," imbuhnya.
Lebih lanjut beliau
memaparkan bahwa stok pangan secara nasional cukup aman, meski ada gangguan kekeringan di sejumlah
daerah di Tanah Air. "Soal ketersediaan pangan, khususnya beras dijamin aman," katanya.
Pada kesempatan tersebut,
Menteri Pertanian Suswono juga melarang kepala daerah membeli buah impor dengan menggunakan dana
anggaran pembangunan dan belanja daerah (APBD). "Kita harus membeli buah lokal dalam memberdayakan
petani. Para Bupati dan Walikota saya harap tidak menggunakan dana APBD untuk beli buah impor,"
katanya.
Dia berharap semangat untuk tidak membeli buah impor harus dipertahankan sehingga bisa
memicu semangat petani tetap membudidayakan buah lokal. Menurutnya, kualitas buah lokal dengan buah
impor tidak berbeda jauh. "Jeruk impor dengan jeruk lokal rasanya juga mirip, hanya berbeda warna.
Namun jika kita terpaksa harus beli buah impor, buah impor tersebut harus tidak ada sama sekali di
Indonesia, seperti buah kiwi," ujar Suswono.
Dia juga mengajak masyarakat untuk menggemari buah lokal di tengah
banyaknya buah impor yang membanjiri pasar-pasar. Menteri Pertanian menyebutkan buah impor yang
beredar di Indonesia saat ini mencapai tujuh hingga delapan persen dari produksi buah
nasional.
Menurut Mentan, Pemerintah kini tengah berupaya untuk mendekatkan petani kepada penjual
tingkat akhir, sehingga masyarakat bisa menikmati buah lokal dengan harga relatif murah. Suswono
juga berharap agar penjual buah lokal mengemas produknya dengan menarik agar memikat konsumen untuk
membelinya.
Sumber: Biro Umum dan Hubungan Masyarakat
http://www.deptan.go.id/news/detail.php?id=1035
|
Kamis, 27 September 2012 9/27/2012
Menteri Pertanian Suswono Himbau Masyarakat Kurangi Makan Nasi
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 Comments On "Menteri Pertanian Suswono Himbau Masyarakat Kurangi Makan Nasi"
Posting Komentar