SEBANYAK 60 orang penyuluh pertanian dari 6 provinsi di Sumatera
(Jambi, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh)
berkumpul di UPTB. Balai Diklat Pertanian Saree untuk dilatih dan
dididik tentang kakao.
Diklat Teknis Agribisnis Perkebunan (Komoditas Kakao) Angkatan I dan
II dilaksanakan selama 7 hari mulai 1 – 7 Mei 2013 di Kampus UPTB. Balai
Diklat Pertanian Saree.
Pembukaan Diklat oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian
Pertanian yang diwakili oleh Dr. Ir. Abdul Samad, M, MM, Staf Ahli
Kementerian Pertanian pada 1 Mei 2013.
Abdul Samad mengatakan keberhasilan pembangunan pertanian tidak
terlepas dari peran dan fungsi penyuluh pertanian, oleh karena itu
penyuluh pertanian harus memiliki etos kerja yang tinggi, dalam etos
kerja ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi diantaranya karakter,
profesionalisme, integritas, kejujuran, keikhlasan, empathy dan bekerja
ikhlas disertai pikiran cerdas.
Di era golabalisasi informasi dewasa ini, penyuluh pertanian harus
mampu menggunakan dan memanfaatkan fasilitas dan alat teknologi
informasi, sehingga informasi yang akan ditransfer ke petani selalu up
to date.
Samad juga menyampaikan apresiasi kepada seorang pemuda gigih, Irwan
Soccolate Pidie Jaya yang telah mampu meningkatkan nilai tambah produk
pertanian melalui usahanya dibidang produksi snack coklat “Soccolate”.
Ia juga menyampaikan rasa salutnya kepada Kepala Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Aceh, Drs. Hasanuddin Darjo, MM, yang bukan
background pendidikan pertanian, namun mampu dan memiliki kapabilitas
dibidang pertanian, terutama tanaman kakao.
Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh, Drs.
Hasanuddin Darjo,MM yang juga Ketua Forum Kakao Aceh menginformasikan
bahwa di India sedang giat-giatnya mengembangkan tanaman kakao yang
merupakan produk perkebunan yang sangat digemari oleh konsumen Eropa,
targetnya adalah bahwa India akan memenuhi kebutuhan pasar di Cina dan
Arab Saudi.
Biji Kakao dari Aceh sudah masuk ke pasar internasional, namun
disayangkan karena kita punya barang, orang lain punya nama, maknanya
bahwa produk perkebunan kita belum “Branded”. (acehterkini/mtis)
sumber : ACEHTERKINI.COM
http://acehterkini.com/gagal-rebut-juara-barcelona-jual-valdes-sanchez-david-villa/
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 Comments On "Penyuluh Pertanian Se-Sumatera Belajar Kakao Di Saree, Aceh Besar"
Posting Komentar