TEKNIK SPASIAL (REMOTE SENSING DAN GPS)
D
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Teuku Rizal Ramadhana Johan
0805101050097
lukman hakim
0805101050131
kls : 4 agrotek
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH
Remote sensing (Penginderaan Jauh)
Berdasarkan hasil penelitian para ahli penginderaan jauh selama ini serta adanya
kebutuhan bagi pembangunan nasional, maka pemerintah telah memutuskan untuk membangun suatu sistem Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh yang pelaksanaannya di percayakan kepada LAPAN(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Sistem yang di bangun disesuaikan dengan perkembangan saat ini, yaitu dapat menerima dan mengilah data dari berbagai satelit yang di orbitkan dari bumi. Melalui pendidikan yang modern, para ahli diharapkan mampu mengolah (menginterpretasi, mengoreksi, dan menyajikan) data dari satelit agar dapat
digunakan untuk membantu pembangunan.
Beberapa satelit yang diluncurkan dari bumi oleh beberapa negara maju antara
lain:
1. LANDSAT milik Amerika Serikat
2. SPOT milik Perancis
3. ERSI (Earth Resources Satellite) milik Badan Antariksa Eropa (ESA).
Banyak kegunaan hasil pemotretan bumi dari satelit merupakan perkembangan dari pengukuran permukaan bumi dengan alat ukur tanah yang dikembangkan dengan foto udara dan kemudian dengan satelit.
· Pengertian penginderaan jauh (remote sensing) menurut para ahli :
1. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna (Curran,1985).
2. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari objek yang diindera (Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh.
3. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh (Campbell, 1987). Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu objek.
HASIL TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH
· DATA
1. Data penginderaan jauh dapat berupa data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer
2. Selain itu, dapat berupa data visual yang pada umumnya dianalisis secara
3. manual.
4. Data visual dibedakan lagi menjadi data citra dan noncitra.
5. Data citra merupakan gambaran planimetrik. Data noncitra ialah grafik yang mencerminkan beda suku yang direkam di sepanjang daerah penginderaan.
6. Di dalam penginderaan jauh yang tidak menggunakan tenaga elektromagnetik, contoh data noncitra antara lain berupa grafik yang menggambarkan gravitasi ataupun daya magnetik di sepanjang daerah penginderaan. Jadi, jelaslah bahwa citra dapat dibedakan menjadi citra
7. foto (photographic image) atau foto udara dan citra non foto (nonphotographic image).
PENGERTIAN CITRA MENURUT BEBERAPA AHLI
· Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya (Hornby).
· Citra adalah gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan dari sebuah lensa atau cermin (Simonett, 1983).
JENIS-JENIS CITRA
· Citra foto
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan atas spektrum elektromagnetik, sumber sensor, dan sistem wahana yang digunakan.
Berdasarkan sistem wahana yang digunakan :
A. Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat udara atau balon.
B. Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
· Citra Non Foto
Citra nonfoto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor
Bukan kamera.
PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH BIDANG KEHUTANAN
Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk
perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.
BIDANG PENGGUNAAN LAHAN
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.
BIDANG PEMBUATAN PETA
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam
ataupun buatan manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah.
BIDANG METEOROLOGI (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA)
Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut :
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat
perawanan dan kandungan air dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara
menentukan daerah tekanan. tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan
badai dan siklon.
c. Mengamati sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
BIDANG OSEANOGRAFI (SEASAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai
berikut :
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus
permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan
frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi
(LANDSAT dan SPOT).
BIDANG HIDROLOGI (LANDSAT/ERS, SPOT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut :
a. Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
BIDANG GEOFISIKA BUMI PADAT, GEOLOGI, GEODESI, DAN LINGKUNGAN
(LANDSAT, GEOSAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah
sebagai berikut :
Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan
pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan
aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan
(lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium,
emas, minyak bumi, dan batu bara).
Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut. (Dra.
Sri Hartati Soenarmo MSP, 1993)
IDENTIFIKASI BENTANG ALAM & BENTANG BUDAYA DARI CITRA
PENGINDERAAN JAUH
Interpretasi citra adalah tindakan mengkaji foto dan atau citra dengan maksud
untuk mengenali objek dan geja la serta menilai arti pentingnya objek dan gejala
tersebut, (Estes, 1975 dan Sutarto, 1979). Selain hal tersebut di atas, suatu foto
udara secara sistematik biasanya melibatkan pertimbangan karakteristik dasar
citra foto.
Tujuh karakteristik yang digunakan oleh penafsir foto secara manual atau visual
adalah
sebagai berikut :
o Bentuk ialah konfigurasi atau kerangka suatu objek yang langsung
menumbuhkan kesan bentuk objek yang diidentifikasi sesuai dengan
kenampakan pada foto udara.
Contohnya gedung sekolah berbentuk empat persegi panjang, huruf L,
huruf I, atau huruf U.
o Ukuran ialah keluasan atau volum suatu objek yang berkaitan erat dengan
skala foto sehingga besar kecilnya ukuran atau sempit luasnya ukuran
sangat relatif.
Contohnya ukuran rumah pada umumnya lebih kecil bila dibandingkan
dengan ukuran kantor atau industri.
o Pola ialah hubungan susunan spasial suatu objek. Contohnya pola aliran
sungai dendritik.
o Bayangan sangat penting bagi penafsir foto karena mendukung penalaran
bentuk objek yang diidentifikasi.
Contohnya cerobong asap, menara, tangki minyak dan lereng terjal.
o Rona atau gradasi atau tingkat kecerahan/kegelapan objek pada foto
udara hitam putih menunjukkan gradasi dari terang, terang kelabu, kelabu
gelap hingga gelap atau hitam. Contohnya pantulan objek, misalnya air
tampak gelap dan batuan kapur tampak cerah.
o Tekstur atau frekuensi perubahan rona pada citra fotografi dihasilkan oleh
kumpulan unit kenampakan atau merupakan gabungan dari bentuk, ukuran,
pola, bayangan, dan rona. Contohnya pantulan objek, misalnya air tampak
gelap dan batuan kapur tampak cerah.
o Situs ialah suatu posisi atau lokasi suatu objek terhadap objek lainnya. Hal
ini memberi kesan adanya hubungan yangsangat membantu penafsir foto
dalam mengenali dan meyakini hasil interpre tasi atau penafsiran suatu
objek.
Contohnya situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi
menghendaki adanya pengaturan air yang baik.
Beberapa Bentang Alam Hasil Penginderaan Jauh antara lain :
A. Sungai
1. Pada foto udara hitam putih, warna permukaan air seragam. Air yang
jernih berwarna gelap dan air yang keruh berwarna merah. Pada foto
udara infra merah, warna pancaran terlihat gelap.
2. Arah sungai dikenal dengan :
a. Lebar sungai, yaitu makin lebar ke arah muara.
b. Tempat-tempat pertemuan yang umumnya menyusut, lancip ke
arah aliran sungai.
c. Perpindahan meander, di samping perpindahan ke bawah aliran
sungai.
d. Beda tinggi, yaitu makin rendah ke muara
e. Bentuk gosong sungai (river bar) yang runcing dan melebar ke arah
aliran.
B. Dataran Banjir
1. Permukaan rata dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya. Kalau
terjadi ketiraratan biasanya disebabkan oleh adanya danau tapak
kudam point bar, bekas saluran, dan sebagainya.
2. tampak sungainya, meskipun kadang-kadang jauh (bagian terlebar dari
dataran banjir di sungai Missisippi mencapai 125 mil dari sungainya.
3. Rona seragam atau tidak seragam.
4. Pada umumnya digunakan untuk tanaman pertanian.
C. Hutan Bakau
1. Tidak memiliki rona yang hitam karena daya pantul sangat rendah.
2. Tinggi pohon seragam, yakni antara 7 - 13 meter.
3. Tumbuh pada pantai yang becek atau tepi sungai hingga batas air
payau.
D. Hutan Rawa
1. memiliki tinggi pohon yang berbeda-beda hingga 50 meter sehingga
rona dan teksturnya tidak seragam.
2. Ke arah laut dibatasi oleh hutan bakau dan ke arah pedalaman dibatasi
oleh hutan rimba.
3. Tampak air atau perairan di dekatnya.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PENGINDERAAN JAUH
Baik diukur dari jumlah bidang penggunaan maupun frekuensinya, penggunaan penginderaan jauh pada saat ini meningkat dengan pesat.
Hal ini disebabkan oleh factorfaktor dibawah ini :
· Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumidengan wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, meliput daerah yang luas, dan bersifat permanen. Wujud dan letak objek yang tergambar pada citra mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi. Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta, baik dari segi sumber data maupun sebagai kerangka letak. Kalau peta merupakan model analog, citra
B. terutama foto udara merupakan modal ikonik karena wujud gambarnya mirip wujud objek sebenarnya. Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi, hidrologi, dan kehutanan. Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas. Bagi foto udara berskala 1 : 50.000 dan berukuran standar 23 x 23 cm, tipe foto dapat meliput daerah seluas 132 km2. Satu lembar foto udara berskala 1 : 100.000 meliput daerah seluas 529 km2. Citra satelit LANDSAT IV yang dibuat pada ketinggian 700 km dapat meliput daerah seluas 34.000 km2. Di samping citra, hanya peta yang mampu menyajikan gambaran sinoptik walaupun berupa simbol.
· Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi apabila
C. pengamatannya dilakukan dengan alat steroskop.
D. Gambar tersebut menguntungkan karena:
· Menyajikan model medan yang jelas.
· Menyajikan relief yang lebih jelas karena adanya pembesaran
E. vertikal.
· Memungkinkan pengukuran beda tinggi untuk pembuatan kontur.
· Memungkinkan pengukuran lereng untuk menentukan kelas lahan
F. atau konservasi lahan.
· Karakteristik objek yang tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya. Objek dapat dikenali berdasarkan beda suhunya. Kota yang direkam dengan citra inframerah terma l tampak gelap pada malam hari, ini dapat diwujudkan bentuk citra yang cukup jelas. Selain itu, kebocoran pipa gas bawah tanah atau kebakaran tambang batu bara bawah tanah mudah dikenali pada citra inframerah termal. Objek tersebut tidak tampak oleh mata karena terletak di bawah tanah. Meskipun terlihat langsung oleh mata, air panas yang keluar dari industri tidak dapat dibedakan terhadap air lainnya dalam wujud yang sama. Air panas dapat dikenali dengan baik pada citra inframerah termal.
· Citra dapat dibua t secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara langsung (terestrial). Hal ini dapat dibuktikan pada pemetaan daerah rawa, hutan, dan pegunungan. Kalau cuacanya baik, daerah tersebut dapat dipotret dengan citra secara cepat. Perekaman sat u lembar foto udara meliput daerah seluas 132 km2 dilakukan dalam waktu kurang dari satu detik, sedangkan perekaman citra LANDSAT yang meliputi daerah seluas 34.000 km2 dilakukan dalam waktu 25 detik.
· Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana karena tidak ada cara lain yang mampu memetakan daerah bencana seara cepat justru pada saat terjadi bencana, misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus, seperti letusan Gunung Galunggung tahun 1982 yang terekam antara lain pada citra satelit Cuaca GMS dan NOAA.
· Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek, misalnya 16 hari bagi citra LANDSAT IV dan dalam dua kali tiap harinya bagi citraNOAA. Dengan demikian, citra merupakan alat yang baik sekali untuk memantau perubahan yang cepat, seperti pembukaan hutan,pemekaran kota, atau perubahan kualitas lingkungan.
ALAT UNTUK MENGINTERPRETASI CITRA (FOTO UDARA)
Kita dapat menggunakan alat pengamat untuk menganalisis dan menginterpretasi citra atau foto udara. Dilihat dari sifatnya, alat pengamat dibedakan menjadi
stereoskopik dan nonstereoskopik. Alat pengamat stereoskopik dapat digunakan untuk mengamati objek tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi objek).
GPS adalah perangkat atau alat untuk menentukan posisi tempat di bumi (globe) melalui
sinyal satelit.
Satellite Imaging (Pencitraan Satelit)
Pencitraan satelit atau yang biasa disebut satellite imaging dari foto – foto bumi atau planet yang dibuat dengan menggunakan satelit buatan.
Sejarah
Foto-foto satelit pertama Bulan mungkin telah dibuat pada tanggal 6 Oktober 1959 oleh satelit Soviet Luna 3 , pada misi untuk foto sisi jauh Bulan. Foto diambil dari ruang di 1972 , dan telah menjadi sangat populer di media dan di antara masyarakat. Juga di tahun 1972 Amerika Serikat memulai program Landsat , program terbesar untuk akuisisi citra Bumi dari angkasa. Landsat 7 ,
yang baru-baru ini satelit Landsat paling, diluncurkan pada tahun 1999. Pada tahun 1977, citra satelit real time pertama diakuisisi oleh USA 's -11 KH sistem satelit. Semua citra satelit yang dihasilkan oleh NASA diterbitkan oleh Observatorium Bumi dan bebas tersedia untuk publik. Beberapa negaranegara lain program-program pencitraan satelit, dan upaya kolaboratif Eropa meluncurkan ERS dan Envisat satelit membawa berbagai sensor. Ada juga perusahaan swasta yang menyediakan citra satelit komersial. Dalam citra satelit awal abad 21 menjadi tersedia secara luas ketika terjangkau, mudah untuk menggunakan perangkat lunak dengan akses ke
database citra satelit menjadi yang ditawarkan oleh beberapa perusahaan dan organisasi.
Penggunaan
Gambar satelit memiliki banyak aplikasi di pertanian , geologi , kehutanan,konservasi keanekaragaman hayati , perencanaan daerah , pendidikan , kecerdasan dan peperangan . Gambar dapat di warna terlihat dan di lain spektrum . Ada juga ketinggian peta, biasanya dibuat dengan pencitraan radar. Interpretasi dan analisa citra satelit dilakukan dengan menggunakan paket perangkat lunak seperti Erdas Bayangkan atau ENVI . Beberapa peningkatan citra foto satelit pertama dilakukan oleh Pemerintah AS dan kontraktor. Misalnya ESL Incorporated mengembangkan beberapa dari awal dua dimensi Fourier transforms diterapkan untuk pengolahan citra digital ke alamat NASA foto serta keamanan nasional aplikasi. Citra satelit juga digunakan dalam seismologi dan oseanografi di menyimpulkan perubahan formasi tanah, kedalaman air dan dasar laut, dengan warna yang disebabkan oleh gempa bumi ,
gunung berapi , dan tsunami .
Resolusi dan data
Ada empat jenis resolusi ketika membahas citra satelit dalam penginderaan jauh: spasial, spektral, temporal, dan radiometrik. Campbell (2002) mendefinisikan sebagai berikut: resolusi spasial didefinisikan sebagai ukuran pixel dari gambar yang mewakili ukuran luas permukaan (m2 yaitu) yang diukur di lapangan, ditentukan oleh 'sesaat bidang sensor dari view ( IFOV); resolusi spektral didefinisikan dengan ukuran interval panjang gelombang (segmen mencolok dari Spektrum elektromagnetik) dan interval nomor yang sensor mengukur; resolusi temporal yang ditentukan oleh jumlah waktu (yakni hari) yang lewat di antara periode pengumpulan citra; dan resolusi radiometrik didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu sistem pencitraan untuk merekam banyak tingkat kecerahan (kontras misalnya). resolusi Radiometri mengacu pada kedalaman bit efektif dari sensor (jumlah tingkat abu-abu) dan biasanya dinyatakan sebagai 8-bit (0-255), 11-bit (0-2047), 12-bit (0-4095) atau 16- bit (0-65,535). resolusi geometrik mengacu pada satelit sensor kemampuan untuk secara efektif citra sebagian permukaan bumi dalam piksel tunggal dan biasanya dinyatakan dalam istilah Ground Sampel Jarak Jauh , atau GSD. GSD adalah istilah yang berisi sumber-sumber gangguan keseluruhan optik dan sistemik dan berguna untuk membandingkan seberapa baik satu sensor bisa "melihat" obyek di tanah dalam piksel tunggal. Sebagai contoh, GSD Landsat adalah ~ 30m, yang artinya satuan terkecil yang peta ke piksel tunggal dalam gambar adalah 30m x 30m ~. Satelit komersial terbaru (GeoEye 1) memiliki GSD dari 0,41 m (0,5 m efektif karena pembatasan Pemerintah AS pada pencitraan
sipil). GSD untuk tujuan intelijen dan militer, seperti National Reconnaissance Office program, mungkin memiliki resolusi kurang dari satu sentimeter dengan potensi untuk real-time (hidup) pencitraan. resolusi gambar satelit bervariasi tergantung pada instrumen digunakan dan ketinggian orbit satelit. Misalnya, Landsat arsip menawarkan ulang citra pada resolusi 30 meter bagi planet ini, tapi sebagian besar belum diolah dari data mentah. Landsat 7 memiliki jangka waktu pengembalian rata-rata 16 hari. Untuk area yang lebih kecil, gambar dengan resolusi
setinggi 41 cm dapat tersedia. Citra satelit kadang-kadang dilengkapi dengan foto udara , yang memiliki resolusi lebih tinggi, tetapi lebih mahal per meter persegi. Citra satelit dapat dikombinasikan dengan vektor atau raster data dalam GIS ketentuan bahwa citra telah spasial diperbaiki sehingga benar akan sejajar dengan set data lainnya.
GeoEye
GeoEye's GeoEye-1 satelit diluncurkan September 6, 2008. The-GeoEye 1 satelit memiliki resolusi tertinggi dari sistem pencitraan komersial dan mampu mengumpulkan gambar dengan resolusi tanah dari 0,41 meter (16 inci) di pankromatik atau hitam dan putih modus. Ini mengumpulkan citra multispektral atau warna pada resolusi 1,65 meter atau sekitar 64 inci, faktor dua lebih baik dari satelit komersial yang ada dengan kemampuan multistage empat-band pencitraan. Sementara satelit mampu mengumpulkan citra di 0,41 meter, lisensi GeoEye yang beroperasi dari Pemerintah AS mewajibkan sampling kembali citra dengan 0,5 meter untuk semua pelanggan tidak secara eksplisit diberikan pengabaian oleh Pemerintah AS.
DigitalGlobe
Sebelum peluncuran GeoEye-1, DigitalGlobe's Worldview-1 satelit yang disediakan tertinggi resolusi dunia citra satelit komersial (pankromatik saja). 0,5 meter resolusi Worldview-1's pankromatik gambar memungkinkan satelit untuk membedakan antara objek atas dasar bahwa
paling tidak 50 cm. Demikian pula DigitalGlobe's QuickBird satelit menyediakan resolusi 0,6 meter (di Nadir) multispektral gambar.
Spot image
3 satelit SPOT di orbit (Spot 2, 4 dan 5) memberikan gambar dengan pilihan besar resolusi - dari 2,5 m sampai 1 km. Spot Gambar juga mendistribusikan data multiresolusi dari satelit optik lainnya, khususnya dari Formosat-2 (Taiwan) dan Kompsat-2 (Korea Selatan) dan dari satelit radar (TerraSar-X, ERS, Envisat, Radarsat). Spot Gambar juga akan menjadi distributor eksklusif data dari resolusi tinggi mendatang sangat Pleiades satelit dengan resolusi 0,50 meter atau sekitar 20 inci. Peluncuran pertama direncanakan pada akhir tahun 2009. Perusahaan juga menawarkan infrastruktur untuk menerima dan pemrosesan, serta pilihan nilai tambah.
RapidEye
RapidEye konstelasi dari lima satelit, yang diluncurkan pada Agustus 2008, mengandung identik multispektral sensor yang sama-sama dikalibrasi. Oleh karena itu, gambar dari satu satelit akan setara dengan gambar dari salah satu dari empat lainnya, memungkinkan sejumlah besar citra yang harus dikumpulkan (² 4.000.000 km per hari), dan setiap hari kembali ke suatu daerah. Setiap perjalanan pada bidang orbit yang sama di 630 km, dan memberikan gambar dalam ukuran piksel 5 meter. RapidEye citra satelit sangat cocok untuk pertanian, lingkungan, kartografi dan aplikasi manajemen bencana. Perusahaan tidak hanya menawarkan citra mereka, tetapi berkonsultasi dengan pelanggan mereka untuk menciptakan layanan dan solusi berdasarkan analisis citra ini.
Google Maps
Selain itu Google Maps merupakan aplikasi pencitraan satelit yang memberikan layanan gratis peta dan pemetaan digital yang bisa dimanfaatkan untuk mengamati peta dunia melalui browser web. Google Maps memanfaatkan teknologi digital imaging.seperti foto Satelit sehingga kamu bisa melihat bagaimana landscape planet bumi apabila dilihat dari luar angkasa. Jadi, tanpa harus capek capek naik pesawat ulang alik untuk pergi ke bulan seperti astronot Neil Amstrong, kita sudah bisa menikmati permukaan wajah planet bumi.
Mapmaking
Pengertian Mapmaking atau cartograpy adalah ilmu pembuatan peta. Mungkin teknik pemetaan terpenting adalah teknik remote sensing dimana data dikumpulkan tanpa harus survey lokasi tsb secara langsung.
Contoh penggunaan tehnik pemetaan ini adalah aerial fotograpi
(termasuk foto infrared) dan foto satelit. Keduanya manfaat praktis
teknologi satelit dimana tingkat akurasi peta bisa hampir 100 persen.
Foto Satelit
Pengertian foto satelit adalah foto yg diambil dari luar angkasa dgn sudut pandang mata burung (Bird’s Point of view). Sementara itu, penentuan lokasi pasti sebuah objek foto satelit dihasilkan melalui
komputasi tringulasi satelit. (GPS)
Apakah Definisi Tringulasi
Metode navigasi yang menggunakan rumus trigonometri sebuah segitiga dalam mengkunci posisi dan lokasi objek. Logikanya seperti menggunakan kompas sebagai salah satu sudut segitiga dan 2 sudut lagi sebagai 2 posisi dgn jarak pemisah antara keduanya telah diketahui sebelumnya. Contoh teknologi tringulasi satelit adalah GPS (Global Positioning System) yg memanfaatkan minimal 24 buah satelit yg mengorbit mengelilingi bumi dalam menentukan lokasi pengguna. GPS (Global Positiong System) adalah sistem navigasi menggunakan 24 satelit MEO (Medium Earth Orbit atau Middle Earth Orbit) yang mengelilingi bumi sehingga penerima-penerima sinyal di permukaan bumi dapat menangkap sinyalnya. Satelit mengorbit pada aketinggian 12.000 mil di atas bumi dan mampu mengelilingi bumi dua kali dalam 24 jam.Satelit GPS secara kontinyu mengirimkan sinyal radio digital yang mengandung data lokasi satelit dan waktu, pada penerima yang berhubungan. Satelit GPS dilengkapi dengan jam atom yang mempunyai ketepatan waktu satu per satu juta detik.
Berdasar informasi ini, stasiun penerima mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk mengirim sinyal sampai kepada penerima di bumi. Semakin lama waktu yang digunakan untuk sampai ke penerima, berarti semakin jauh posisi satelit dari stasiun penerima.
Dengan mengetahui posisi satelit, penerima mengetahui bahwa satelit berada pada posisi tertentu pada permukaan bola imajiner yang berpusat pada satelit. Dengan menggunakan tiga satelit, GPS dapat menghitung lintang dan bujur penerima berdasar perpotongan ketiga bola imajiner tersebut. Sedangkan untuk menentukan ketinggian dipergunakan empat satelit.
GPS dikembangkan dan dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika. Semula GPS dikenal dengan NAVSTAR (Navigation System with Timing and Ranging). Semula GPS dipergunakan untuk menyediakan kemampuan navigasi sepanjang waktu, dalam segala cuaca untuk militer darat, laut, maupun udara.
Disamping untuk navigasi dan penetuan posisi geografis, GPS kini juga dipergunakan untuk pemetaan, kehutanan, eksplorasi mineral, manajemen habitat liar, dan pengawasan perpindahan penduduk.(dna)
GPS atau Global Positioning System adalah suatu konstelasi yang terdiri dari 24 satelit (plus 5 satelit cadangan). Ke-24 satelit itu mengorbit bumi pada jarak 20.200 km sebanyak 2 kali sehari, sambil memancarkan sinyal berita gelombang radio. Departemen Pertahanan AS yang mengoperasikan sistem GPS telah mengatur konfigurasi satelit sedemikian rupa, sehingga semua tempat di bumi dapat menerima sinyal dari 4 sampai 10 satelit. Sebagai penunjuk waktu, masing-masing satelit dibekali dengan 4 buah jam atom yang dapat mengukur waktu dengan ketelitian sepersemilyar detik. Teknologi GPS sanggup menentukan lokasi manapun di muka bumi dengan kesalahan kurang dari 1 meter.
Untuk memanfaatkan GPS, kita harus menggunakan alat penerima GPS (GPS receiver). Alat ini akan menunjukkan lokasi kita dalam format koordinat, seperti pada peta biasa. Jika kita perhatikan, setiap peta selalu dilengkapi dengan garis-garis melintang dan membujur. Berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur itulah kita menentukan letak suatu tempat. Nah, GPS juga memiliki koordinat serupa yang disebut waypoint. Tentu saja, waypoint pada GPS lebih teliti dan lebih akurat ketimbang koordinat peta.
Bagaimana cara alat penerima GPS bisa menampilkan koordinat kita? Metode yang digunakan sebenarnya sangat sederhana. Jika penerima GPS di tangan kita mengetahui jarak antara lokasi kita dan 3 buah satelit GPS, serta mempunyai informasi tentang posisi satelit-satelit tersebut, maka lokasi kita dengan gampang dapat dihitung. Agar lebih jelas, simak kisah berikut.
Budi ingin datang ke pesta ulang tahun Ani di Gedung G. Sayangnya, Budi tidak tahu di mana letak gedung itu. Ia hanya punya informasi bahwa Gedung G terletak 10 km dari Universitas X, 15 km dari Pasar Y dan 20 km dari Terminal Z. Budi tak kurang akal. Ia menggambar tiga lingkaran yang berpusat di Universitas X, Pasar Y dan Terminal Z, masing-masing dengan radius 10, 15 dan 20 km. Di titik perpotongan ketiga lingkaran itulah terletak Gedung G.
Cara yang dipakai Budi itu disebut metode trilaterasi. Prinsip yang sama digunakan dalam GPS. Bedanya, penerima GPS tidak akan menggambar lingkaran itu, tapi hanya menghitung angka dengan sederet persamaan matematika.
Bagaimana penerima GPS mengetahui posisi satelit serta jaraknya? Posisi satelit mudah diketahui karena setiap satelit akan memberitahu koordinatnya lewat sinyal khusus. Alat penerima dengan mudah dapat mengenali dari satelit mana suatu sinyal berasal, kemudian mencocokannya dengan tabel posisi satelit yang selalu di update dari waktu ke waktu.
Jarak satelit dan alat penerima dihitung dengan cara yang cerdik. Pada waktu-waktu tertentu, satelit GPS memancarkan suatu kode digital. Di saat bersamaan, alat penerima menjalankan kode yang sama. Karena harus merambat cukup jauh, kode dari satelit akan tertunda dibanding kode yang dijalankan alat penerima. Waktu tunda itu dianggap sebagai waktu perjalanan sinyal. Selanjutnya mudah. Jarak sama dengan selang waktu kali kecepatan. Dengan mengalikan waktu perjalanan sinyal dan cepat rambat sinyal (sama dengan kecepatan cahaya), penerima GPS dapat mengetahui jaraknya dengan satelit.
Setelah mengetahui jarak antara alat penerima dengan tiap satelit, komputer dalam alat penerima mulai menghitung. Untuk menentukan posisi dalam 2 dimensi (garis lintang dan garis bujur), penerima GPS minimal harus mendeteksi sinyal dari 3 buah satelit. Koordinat 3 dimensi yang mencakup ketinggian lokasi bisa ditentukan jika alat penerima mendapat sinyal dari 4 buah satelit atau lebih.(./roy)
0 Comments On "TEKNIK SPASIAL (REMOTE SENSING DAN GPS)"
Posting Komentar